Kanal

FIA Unilak Taja Lokakarya Kurikulum MBKM Prof Dr Irfan Ridwan Maksum MSi

PEKANBARU, BEDELAU.COM --Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Lancang Kuning (FIA Unilak) Pekanbaru, Sabtu (13/8) melaksanakan Lokakarya Kurikulum Program Studi Administrasi Negara. Kegiatan ini dalam rangka mengimplementasikan Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM). Tujuan kegiatan ini memberikan gambaran dan pemahaman tentang kurikulum yang akan diterapkan. Demikian dikatakan Dekan FIA Unilak Alexsander Yandra SIP MSi, di saat kegiatan.  

“Kami menyusun kurikulum dengan perkembangan yang ada sesuai konsep MBKM. Kami melakukan kerjasama dengan lembaga pemerintah dan non pemerintah, membangun jaringan dan mengeksplornya. MBKM akan membantu mahasiswa memecahkan masalah dilapangan dan kritis terhadap persoalan saat ini,” kata Alexsander.

Rektor Unilak Junaidi SS MHum, mengingatkan agar tetap membaca pedoman, menjalankan basic basic utama kampus mrdeka. Kemudian memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk mengikuti pendidikan di kampus lain. Rekognisi kemampuan mahasiswa, sebab sudah diberikan kebebasan dalam penerapan kurikulum.

“Juga Harus memikirkan kebutuhan industri, mahasiswa kedepan memiliki visi yang sama dan kadang berbeda dengan perkembangan zaman. Maka anak-anak muda saat ini ingin setelah tamat; bekerja, orientasi mereka tidak lagi pemerintah tapi juga swasta. Kita ingin lulusan nantinya masuk ke industri, ini menjadi tantangan kedepan, sehingga menghasilkan lulusan sesuai dengan kebutuhan, tidak lagi hanya masuk ke pemerintahan,” harap Junaidi.

Oleh karena itu, mahasiswa atau lulusan harus memiliki skill digital. Hari ini imbuhnya, sudah sewajarnya memiliki digital skill, di desa sudah menggunakan aplikasi, ini menjadi tantangan, karena ada desa yang sudah menerapkan sistem digital. Bagi mahasiswa setelah tamat, anggaplah 4 tahun, maka kurikulum saat ini harus bisa menjawab tantangan 4-5 tahun kedepan bahkan jauh lebih dari itu, ketika mereka kembali ke rumah, desa atau memasuki dunia baru.

“Harapannya, FIA Unilak juga bisa mendampingi desa dan kelurahan dalam proses digitalisasi. Sebab belum semua pemerintahan desa/ kelurahan menerapkan digitalisasi. Karena pasti khasnya prodi administrasi publik FIA akan berbeda dengan perguruan tinggi lainnya seperti UI dan UGM,” Junaidi menguraikan.

Peserta dari kegiatan lokakarya ini adalah dosen, mahasiswa, calon mahasiswa, alumni, unsur instansi pemerintah dan swasta, Kepala SMA. Sementara narasumber yang dihadirkan adalah Prof Dr Irfan Ridwan Maksum MSi. Menurutnya, kampus merdeka belajar memberikan kesempatan bagi mahasiswa untuk mengasah kemampuan sesuai bakat dan minat dengan terjun langsung ke dunia kerja sebagai persiapan karir masa depan.

“Pasal 15 ayat 1, mengatakan mahasiswa memiliki kesempatan mengikuti kegiatan pembelajaran di dalam program studi di luar program studi. Maksimal 20 SKS atau 1 semester di luar program studi. Maksimal 40 SKS atau 2 semester di luar perguruan tinggi,” ujar Prof Irfan.

Ditambahkan, guna penjaminan mutu perlu adanya dosen pendamping untuk kegiatan pembelajaran MBKM. Adanya payung kerjasama antara fakultas dengan mitra; institusi pendidikan, industri, perusahaan, pemda, sekolah dan lainnya yang dapat memfasilitasi mahasiswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran MBKM. (Rls)

Ikuti Terus Riaupower

BERITA TERKAIT

BERITA TERPOPULER