Ketua KNPI Riau Kritik Pola OTT KPK, Larshen Yunus: "Terkesan Main Kucing-Kucingan

Selasa, 03 Desember 2024

BEDELAU.COM --Pasca dilakukannya Operasi Tangkap Tangan (OTT) terhadap Para Pejabat di Pemerintah Kota (Pemko) Pekanbaru, Ketua Dewan Pengurus Daerah (DPD) Tingkat I, Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Menyampaikan Kritikannya kepada Para Penyidik KPK.

"Kritik Pedas dari Induk Organisasi KNPI terhadap Pola Kucing-Kucingan Para Penyidik KPK RI di Lapangan"

Pasalnya, acap kali Lembaga Anti Rasuah itu melakukan Operasi Senyap tanpa mempertimbangkan semangat Keterbukaan Publik.

"Kalau Target Operasi (TO) sebelum ditangkap okelah main Senyap, namun selanjutnya ketika sudah berhasil dilakukan OTT, alangkah baiknya Para Penyidik KPK jangan main sembunyi-sembunyi. Jangankan terhadap Masyarakat, Awak Media saja mereka terkesan Anti. Tim Investigasi DPD KNPI Provinsi Riau melihat, betapa Noraknya Para Penyidik KPK itu! seharusnya mereka berteman dengan Para Wartawan yang ingin Mengabadikan Foto dan Video, ini justru main sembunyi-sembunyi, Kucing-kucingan seperti kurang kerjaan. Norak kali gayanya. Kalau orang Medan bilang, Patentengan Gaya si Baluhap itu. Korupsi ini ibarat Kompeni di Zaman Belanda dulu. Harus semua yang Memeranginya. Barulah angkat kaki para Serdadu Belanda itu. Tapi kalau polanya tetap seperti ini, yang ada KPK hanya Lips Service belaka!" kesal Larshen Yunus.

Ketua DPD KNPI Provinsi Riau itu katakan lagi, bahwa Perilaku Korupsi harus di Ibaratkan seperti para Penjajah dimasa Lampau. Keterlibatan semua Masyarakat harus dilakukan. Bukan hanya KPK, Aktivis dan Wartawan juga punya andil dalam Berperang terhadap Kasus Korupsi. Ini justru teman-teman Wartawan mau mengambil Gambar saja pake acara di halang-halangi. Jijik kali Lihat KPK ini. Macam betul aja gayanya.

"Coba anda bayangkan!!! Praktek Norak seperti ini kerap dilakukan oleh Penyidik KPK. Setelah target di OTT, mereka terkesan menutup diri. Dibawanya Target ke Mapolresta Pekanbaru, setelah itu Pagar ditutup, Awak Media ataupun Para Wartawan dilarang Masuk. Model seperti ini harus segera kita Luruskan. Karena semangat dalam Pemberantasan Korupsi harus dilakukan secara bersama-sama. Bukan Macam Pulut seperti yang dilakukan petugas KPK itu" ungkap Larshen Yunus, yang juga diketahui sebagai Kandidat Kuat Calon Ketua Umum (Caketum) DPP KNPI pada Kongres Pemuda di Akhir tahun 2025 yang akan datang.

Hingga berita ini diterbitkan, Selasa (3/12/2024) Ketua Larshen Yunus tegaskan sekali lagi, agar kedepannya Para Pimpinan KPK dapat melakukan Evaluasi terhadap Kondisi dan Operasi dilapangan. Boleh-boleh saja kita jaga hal yang Privasi, tapi jangan terlalu Dominan. Karena kasus seperti ini bersifat Ekstra Ordinery. Semua pihak harus dilibatkan. Ini sudah jelas ditangkap OTT, pakai Masker pula mereka itu. Bagaimana bisa menimbulkan Efek Jera kalau seperti ini. Wallahuallam Bissawab.

"InshaAllah secepatnya kami dari DPP KNPI, DPD KNPI Provinsi Riau maupun dari DPP GARAPAN, selaku Relawan Garis Keras Prabowo Gibran akan Menyampaikan Surat Resmi kepada Ketua dan Para Pimpinan beserta Komisioner KPK RI, Dewan Pengawas (Dewas) KPK RI, Sekretariat Negara (Setneg) dan Komisi III DPR RI, agar secepatnya Kondisi dan Operasi di Lapangan dapat di Evaluasi. Semangat Keterbukaan Informasi Publik harus selalu di Junjung Tinggi. Jangan Lagi pakai Ilmu Kucing-Kucingan. Berbagai Praduga tentu menjadi Konsumsi Publik, yang bisa saja merugikan KPK itu sendiri. Makanya harus Transparan. Kok Pelit kali ngasih Informasi, kan Sasaran sudah di OTT, mau apalagi? Janganlah kayak Sinetron di Indosiar itu" ujar Larshen Yunus, dengan nada kesal.

Terakhir, Aktivis Anti Korupsi yang saat ini Juga Menjabat Sebagai Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Gabungan Rakyat Prabowo Gibran (GARAPAN) ingatkan, agar semua pihak benar-benar menjaga dan menjalankan Semangat Reformasi, terutama yang tertuang didalam butiran Asta Cita Presiden dan Wakil Presiden RI.

"Ayo Bapak Ibu Masyarakat Indonesia! Mari sama-sama kita Hargai Negeri ini, yang benar-benar menjunjung tinggi Demokrasi dan Keterbukaan Publik. Kalau sasaran sudah di OTT, maka biarkan Masyarakat Terlibat, Persilahkan para Wartawan mengambil Foto dan Video, Jangan pula pakai Larang-Larang segala. Korupsi itu ibarat para Penjajah masa Lampau, yang harus secara bersama-sama dalam Memeranginya" akhir Ketua Larshen Yunus, seraya menutup pernyataan persnya. (*)