Alat Swab PCR tak Tersedia di RSUD, Keluarga Pasien Protes Pelayanan

Senin, 02 Agustus 2021

Ilustrasi.(int)

BENGKALIS, BEDELAU.COM  —Di tengah pandemi Covid-19, ternyata pelayanan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Bengkalis disayangkan oleh banyak pihak. Salah satunya, Toni warga Bengkalis, ia merasa pelayanan RSUD Bengkalis amburadul, sebab salah seorang keluarganya yang masih diduga terpapar Covid-19, belum mendapatkan layanan dengan baik.

Toni mengaku, saat membawa orang tuanya,  Makruf (67) ke RSUD Bengkalis, Jumat (30/7/2021) lalu, sekitar pukul 20.30 WIB. Karena mengalami sesak napas. Untuk mengetahui penyakitnya, ia harus menunggu lama untuk diambil swab PCR, namun hasilnya baru bisa didapat setelah tiga hari ke depan.

“Ini kita tinggal di pulau Bengkalis dan akan memakan waktu lama untuk dapat mengetahui hasil swab PCR nya. Padahal sebelum keluar hasil swab PCR pasin harus diisolasi dengan pelayanan yang sangat menyedihkan,’’ ujar Toni, Senin (2/8/2021).

Toni juga mengatakan, setelah berada di RSUD Bengkalis, malam itu orang tuanya sempat dimasukkan ke ruang isolasi dari malam sampai pagi. Namun karena orang tuanya tidak tahan berada di ruang isolasi, yang pelayananya sangat lambat, akhirnya ia dan keluarganya memutuskan untuk membawa pulang orang tuanya.

Menurutnya, dengan perundingan yang sangat susah, akhirnya pihak rumah sakit mengizinkan orang tuanya dibawa pulang untuk dirawat secara mandiri di rumah. Karena ia khawatir selama dirawat di rumah sakit, orang tuanya tidak boleh ditemani maupun  dijenguk.

‘’Tentu kondisi ini membuat orang tua kami stres. Karena perawatnya masih berkosentrasi merawat pasien yang usdah terpapar Covid-19, sedangkan ayah kami masih menunggu 3 hari lagi, apakah positif terpapar atau tidak,’’ ujarnya.

Ia memutuskan merawat ayahnya di rumah, dengan berbekal tabung oksigen dan infuse yang dibeli secara pribadi. Namun, ia juga mengaku khawatir dengan perawatan yang dilakukan dirumahnya, karena kondisi ayahnya terlihat sangat susah untuk mengeluarkan dahaknya saat batuk.

Toni meminta kepada Pemkab Bengkalis untuk menyediakan alat swab PCR untuk masyarakat yang ada di pulau Bengkalis. Apalagi anggaran APBD Bengkalis masih cukup besar yang mencapai Rp3,1 triliun, kenapa untuk pengadaan alat swab sepertinya saja tidak bisa dilakukan.

‘’Kondisi ini tidak hanya dialami orang tua saya, tapi masih banyak yang seperti ini. Kalau kami biarkan perawatan seadanya di rumah sakit tentu ini bisa menghilangkan nyawa orang tua saya,”kesal Toni.

Terhadap persoalan itu, Plt Direktur RSUD Bengkalis, dr Ersan Saputra Th ketika dikonfirmasi terkait keluhan keluarga pasien belum berhasil dimintai tanggapannya. Karena saat wartawan mengkonfirmasi melalui pesan watshapp tidak dibalas dan dihubungi melalui telepon genggamnya juga tidak aktif.

Di tempat terpisah, Kepala Bidang Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Dinas Kesehatan Kabupaten Bengkalis, Alwizar yang dikonfirmasi melalui telepon genggamnya, Senin  (2/8/2021) juga tidak aktif. Bahkan pesan Watshapp yang dikirim yang tidak dibalas.(ra)