Lahan Eks Karhutla di Sulap Jadi Ekowisata Arboretum Gambut Marsawa

Ahad, 17 Oktober 2021

Wisata Alam Arboretum Gambut Marsawa yang ditanami Kantong Semar berbagai jenis. Tanaman langka ini digagas oleh Sadikin dan warga Kampung Jawa, Kelurahan Sungai Pakning.

BENGKALIS, BEDELAU.COM --JALAN lintas Sungai Pakning yang cukup kecil, menjadi jalur armada Bus menuju ekowisata di Kecamatan Bukitbatu, Kabupaten Bengkalis. Bus medium 31 seat, memacu menuju tempat wisata alam Arboretum Gambut Marsawa Kampung Jawa, Kelurahan Sungai Pakning. Perjalanan panjang itu terbayar. Walau ditengah terik menyengatnya matahari.

Gelak tawa dan canda mewarnai perjalanan memenatkan itu. Rasa tidak sabar semakin menggebu ketika, rombongan Coffe Morning dan Press Tour Publikasi Program CSR Road To Anugrah Jurnalistik Perztamina, Sabtu (16/10/2021) lalu tiba dilokasi ekowisata alam.

Perjalanan yang melelahkan itu dapat terlunaskan dengan sajian alam lepas ditengah eks lahan terbakar. Arboretum Gambut yang hijau ditanami berbagai jenis tanaman langka, mulai dari Kantong Semar berbagai jenis, ada Kantong Beruk (Nepenthes albomorginata), Kantong Semar Sumatrana (Nepenthes sumatrana), Kantong Spectabilis (Nepenthes spektanabilis), Kantong Semar Nepenthes Rafflesiana), Kantong Grasillis (Napenthes Grasilis) dan Kantong Ampularis (Napenthes Ampularis).

Sedangkan pepohonan yang rindang, ditanami pohon Buni (Antidesma Binus), Gaharu, Jambu Monyet, Karet, Kelat Tikus, Seduduk serta pohon Meranti dan sejenisnya. Pohon-pohon itu menghiasi lahan seluas 1,1 hektar. Kawasan ini menjadi Wisata Edukasi Arboretum Gambut.

Untuk menuju ke sana, penikmat wisata alam juga akan mendapati flora dan fauna, yang digagas melalui konservasi alam dari tangan manusia. Ekowisata ini baru dibuka pasca pandemi, yang menjadi musibah seluruh Indonesia dan dunia.

Sebelum pandemi, Ekowisata Edukasi Arboretum Gambut banyak dikunjungi wisata lokal. Biasanya para pengunjung banyak berdatangan untuk melihat flora dan fauna yang ada. Walau bukan hari libur kerja atau tanggal merah, Edukasi Arboretum Gambut tetap dibanjiri pengunjung.

Dengan harga tiket masuk yang hanya Rp 5.000, pengunjung sudah bisa menikmati wisata alam Arboretum Gambut Marsawa. Sebelum memasuki wisata alam, disekitar gerbang pintu masuk terdapat pendopo berbahan kayu. Pendopo ini digunakan para penunjung untuk bersitirahat sambil menikmati menu jajanan khas Kampung Jawa.

Tak jauh dari Pendopo, terdapat papan petunjuk atau peta arboretum gambut marsawa, yang bisa dilewati dengan melihat jenis-jenis tanaman serta pepohonan langka. Lokasinya, memang sedikit sulit ditempuh kendaraan roda empat, namun untuk menuju kesana lebih nyaman menggunakan kendaraan roda dua.

Setelah bangunan Pendopo. Bangunan mushalla dan MCK juga tersedia. Terdapat juga jalur perjalanan wisata alam yang buat dari semenisasi yang disusun sedimikian rupa,  jalan menuju wisata alam.

Sadikin, bersama kelompok Tani Tunas Makmur terlihat cekatan saat menerima manajemen Pertamina Sungai Pakning, bersama rombongan Coffe Morning dan Press Tour Publikasi Program CSR Road To Anugrah Jurnalistik Pertamina.

Peraih penghargaan Kalpataru 2020 dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) RI ini, terlihat bersemangat memberikan penjelasan satu persatu jenis flora dan fauna di Wisata Alam Arboretum Gambut Marsawa. Sepertinya, Sadikin sudah mumpuni dalam pengetahuan lingukungan hidup.

“Kelompok Tani Tunas Makmur ini binaan dari CSR PT. Pertamina RU II Sungai Pakning, awalnya lahan ini bekas kebakaran hutan dan lahan. Perlahan-lahan bersama warga Kampung Jawa yang bergabung di Koperasi, melakukan inovasi untuk memanfaatkan lahan ini sebagai ekowisata alam dengan mengkedepankan aspek ramah lingkungan,”ujar Sadikin mengenakan kaos kuning lengan panjang.

Pria bertopi ini juga cekatan memberi penjelasan mengenai tumbuhan langka Kantong Semar, yang menjadi populasi di Arboretum Gambut Marsawa Kampung Jawa.

“Isi Arboretum Gambut ini adalah kayu-kayu alam dengan nilai jual tinggi, tapi tidak dijual justru kami jaga kelestariannya. Kalau, tanaman itu ado (ada) Kantong Semar berbagai jenis. Inisiasi wisata alam ini, karena saya sendiri suka berkegiatan di lingkungan, jadi kebetulan dapat hibah lahan dari orang tua. Dilihat lahannya bagus, maka saya gagas menjadi lahan konservasi gambut, sehingga kita kembangkan bersama rekan-rekan dan warga disini,”tutur Sadikin.

Warga lainnya yang tergabung di Koperasi Tani Tunas Makmur, Samsul juga mengutarakan hal yang sama. Pasca dibukanya Wisata alam ini ramai dikunjungi. Wisata alam ini sangat membantu masyarakat, dengan adanya bantuan CSR dari Pertamina membuat warga bangkit dari Kebakaran hutan dan lahan.

“Tahun 2016, ketika awal karhutla terjadi itu menjadi inisiasi kami disini bersama warga Kampung Jawa bangkit dengan mulai mengembangkan kelompok-kelompok tani. Salah satunya kelompok tani nenas. Tanaman nenas ini sangat cocok di tanah gambut. Nah, sejak pandemi ini, kami istirahat atau lokdown sejenak. Inilah baru-baru beberapa hari ini dibuka kembali,”kata Samsul.

Samsul berharap melalui UMKM yang tumbuh berkembang di Koperasi Tani Tunas Makmur Kampung Jawa, bisa bangkit kembali dan menambah nilai ekonomi. Ia juga berharap dukungan serta bimbingan dari instansi terkait, untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi, baik kelompok tani dan masyarakat.

Dahulunya, sambung Samsul, Kampung Jawa ini dikenal sebagai kampung yang menjadi langganan kebakaran hutan dan lahan. Namun, setelah adanya pembinaan dari Pertamian melalui program CSR nya. Kampung Jawa ini bangkit dengan sektor pertaniannya, serta wisata alamnya.

“Pertanian nenas kita sedang berjalan dan sudah panen. Sekitar 15 hektar sudah panen. Kami tetap komit dengan pertanian nenas ini, untuk kedepan nenas ini kami bisa dipandang di manca negara,”ujarnya lagi.

Manager Production PT Kilang Pertamina Internasional Sungai Pakning, Antoni R Doloksaribu mengutarakan, Pertamina Sungai Pakning mendapatkan  Penganugrahan penghargaan TJSL&CSR AWARD 2021.

Pertamina RU II Sungai Pakning menyabet juara kedua kategori pilar ekonomi SDGS sebagai kontribusi BUMN dalam mendukung pencapaian SDGS berbasis ISO 26000 dengan mengangkat program CSR kampung gambut berdikari (nanas terintegrasi, budidaya madu, serai wangi) dalam proses penilaiannya.

Menurut Antoni R Doloksaribu, pencapaian program kampung gambut berdikari juga telah termuat dalam majalah BUMN Track One Stop Magazine on BUMN dan tentunya tidak terlepas dari peran serta masyarakat, yang terlibat didalamnya.

“Program CSR Kilang Pertamina Unit Sungai Pakning merupakan program yang telah kami lakukan sejak lama dan berkelanjutan. Melalui program CSR, kami berusaha memberikan manfaat bagi masyarakat sekitar dengan melihat kondisi permasalahan dan potensi yang dimiliki masyarakat,” jelasnya.

Antoni menambahkan, Pertamina Sungai Pakning meraih penghargaan dalam SDGs pilar Ekonomi, yang selama ini sukses direalisasikan dalam program CSR.

“Melalui pengembangan UMKM di Koperasi Tani Tunas Makmur melalui pengolahan produk Nanas, UMKM di Koperasi Berkah Jaya Bersama melalui pengolahan produk Nanas serta pengembangan ekonomi lainnya melalui posyandu dan kelompok budidaya madu. Semoga program CSR kami akan semakin berkembang dan berkelanjutan demi terwujudnya kesejahteraan masyarakat khususnya disekitar Sungai Pakning,”tutupnya.(sukardi)