Curhat P3K SD Negeri 04 Bengkalis Bikin Pilu

Selasa, 06 September 2022

Salah seorang guru P3K menitikkan air mata saat diwawancarai wartawan, Senin (5/9/2022).(sukardi)

BENGKALIS,BEDELAU.COM — Persoalan pungutan uang kepada guru-guru PNS dan pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja (P3K) di Sekolah Dasar (SD) Negeri 04 Bengkalis, Jalan Arif Rahman, Kecamatan Bengkalis menjadi pelajaran penting bagi guru-guru lainnya.

Pasalnya, masalah tersebut jadi cerminan jika manajemen sekolah menjadi bagian terpenting yang harus diterapkan dengan baik, sehingga guru pengajar dan guru status P3K bisa nyaman memenuhi kewajibannya. Berkaca dari soal pungutan uang, yang terjadi dilingkungan SD Negeri 04 Bengkalis, menyisakan cerita pilu bagi guru P3K.

Padahal status P3K ini setara dengan PNS, yang membedakan hanyalah tidak mendapatkan hak pensiun. Sementara PNS memperolehnya. Hal itu diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 49 Tahun 2018, tentang Manajemen P3K yang didefenisikan sebagai warga negara Indonesia yang memenuhi syarat tertentu yang diangkat berdasarkan perjanjian kerja untuk jangka waktu tertentu dalam rangka melaksanakan tugas pemerintah.

Nur Asmasila, yang akrab disapa Buk Ica merupakan P3K di SD Negeri 04 Bengkalis bercerita mengenai permasalahan pungutan yang terjadi di SD Negeri 04 Bengkalis. Pungutan yang dilakukan Plt. Kepala SD Negeri 04, dinilai juga telah melukai hati P3K. Melalui arogansinya, Kepala sekolah sering mengkerdilkan dan menyebut status hanya P3K.

“Saya dipanggil beberapa kali oleh ibu Silvi (Kepala sekolah), selalu Bu Silvi berujar seolah-olah merendahkan harkat martabat saya bersama teman-teman lainnya sebagai guru P3K. Sering dikatakan, saya hanya status P3K dan penanya sangat berharga, seolah-olah bahasa mengancam gitu,”kata Nur Asmasila kepada media ini.

Arogansi dan kesewenang-wenangan dari kepala sekolah, sambungnya, sangat melampaui batas jabatan yang diemban. Ia mengakui sedikit memiliki pemikiran primitif, sehingga sejak ancaman dengan nada hanya P3K, membuatnya takut dan kuatir.

“Akibat doktrin hanya pegawai P3K dan diancam penanya sangat berharga, saya jadi primitif, sejak itu saya takut kedepannya. Begitu juga dengan teman-teman lainnya, yang bernasib sama dengan saya di sekolah ini, seakan keberadaan kami tak ada apa-apanya dimata kepala sekolah,”ujarnya dengan mata berkaca-kaca.

Senada diutarakan Guru PNS dilingkungan SD Negeri 04 Bengkalis, Flora kepada media ini, berkali-kali Flora mengatakan, selain masalah pungutan liar yang dilakukan oknum kepala sekolah, sikap arogansi dan semena-mena seolah-olah sekolah ini milik pribadinya, yang kerap dilakukan juga membuat para guru-guru semakin tidak nyaman.

“Rasa kekeluargaan yang telah terbentuk dari dulu jauh sebelum beliau menjabat di sekolah itu seolah luntur, tidak ada lagi rasa persaudaraan dan kurangnya kekompakan. Apalagi dihadapkan dengan manajemen, yang amburadul selalu tidak konsisten dengan hasil keputusan, yang disepakati bersama-sama,”kata Flora.

Flora juga menjelaskan, beberapa kali mendapati dihadapan umum, oknum kepala sekolah merendahkan guru P3K, sehingga membuat down mental para guru, terkesan seperti pembunuhan karakter. 

“Ungkapan kasar sering saya dengar, ditujukan kepada guru-guru yang P3K. Mulai dari kalimat, mulut guru-guru disini ember, guru disini pada durjana, hingga mengancam-ngancam PK3 dengan kalimat, kalian jangan macam-macam, karena kalian hanya P3K, pena saya ini berharga untuk kalian,”tutur Flora yang sering mendengar ucapan itu keluar dari mulut kepala sekolah.

Dituturkannya lagi, selain itu juga para guru sering mendapat kalimat ancaman, akan dilaporkan ke Dinas Pendidikan. (Disdik), hingga pungutan liar, yang saat ini sudah menjadi asumsi publiknya, beberapa kali oknum kapala sekolah marah-marah dengan nada kasar.

"Catat nama yang tidak mau bayar biar dilapor ke dinas,”ujarnya menirukan ucapan yang sering disampaikan oknum Kasek SD Negeri 04.

Flora menjelaskan, masalah internal sekolah yang seyogyanya dapat di selesaikan di ruang lingkup sekolah, tidak harus di bawa ke dinas yang notabene seharusnya, beliau sebagai pengampu jabatan tertinggi disini, yang harus menyelesaikan.

“Ada lagi yang menjadi catatan para teman-teman guru di sini. Kurangnya komunikasi yang baik antara guru dan kepala sekolah ini juga memicu sikap acuh dan tidak peduli lagi terhadap sesama. Bahkan ketika orang tua seorang guru di sekolah ini meninggal dunia beliau tidak serta merta mengambil sikap sebagaimana yang seharusnya,”ujarnya lagi.

Tidak Anti Disiplin 

Masalah disiplin, baik itu disiplin kehadiran, berpakaian dan disiplin waktu para guru juga mengakui bahwa mereka bukan orang yang anti terhadap disiplin. Sebab, hal itu bukan hal yang baru bagi mereka. Jauh sebelum Kepala sekolah ini menjabat, SD Negeri 04 Bengkalis Akreditasi A ini, sudah dikenal sebagai salah satu sekolah yang cukup disiplin dan berprestasi.

“Jadi tidak benar yang beliau katakan bahwa semenjak beliau menjabat di sekolah ini jadi sekolah ini disiplin. Kami siap di kritik ataupun di tegur apabila kami melanggar aturan" ucap Flora. 

Guru lainnya, Suriati turut menimpali, jika soal disiplin guru-guru selalu menjadi terdepan, hanya saja juga manusiawi. Sebab, tak semua guru bisa disiplin seperti yang diinginkan kepala sekolah, namun terus berusaha untuk disiplin.

“Nah, yang sering kami diperlakukan itu menegur tidak pada adapnya, sering menegur di depan guru lain atau dihadapan wali murid. Ini sudah tidak baik lagi, hal-hal seperti itulah yang membuat guru-guru ini semakin tak nyaman,”timpal Suriati.

Diutarakannya lagi, seringkali ibu itu (Silvi) mengadu domba guru-guru ini, dengan menyebut, guru jadi provokator, penyibuk dan pengecoh. Karena dianggap tidak sepaham dengannya, sampai-sampai menuduh guru tersebut ingin menduduki jabatannya.

Memasuki tahun ajaran baru kemarin, sambungnya, sekitar bulan Juli 2022. Tidak dibenarkan lagi izin atau tidak hadir kecuali sakit dan harus dilengkapi surat sakit dari dokter.  Jika mau izin harus izin ke dinas. Lagi-lagi ibu Silvi membawa nama Dinas Pendidikan, sebagai bentuk penekanan. 

Sementara dari informasi yang didapat di sekolah ini, ada oknum pegawai yang namanya tercatat di buku absen dan menerima gaji dari dana bos yang mana di tugaskan sebagai tukang kebun yang notabene adalah keluarga dekatnya, tapi setiap hari tidak pernah melihat kehadiran pegawai itu.

“Ada oknum pegawai, namanya tercatat di buku Absen dan menerima gaji dari dana BOS, pekerjaannya sebagai tukang kebun, tapi kami tidak pernah melihat kehadirannya di sekolah sejak diangkat jadi pegawai di sekolah ini alias seperti siluman. Sejak bu Silvi menjabat di sekolah ini dua orang saudaranya bekerja di sekolah ini, ikhwal di dalamnya sudah ada petugas sebelumnya yaitu tukang kebun dan perpustakaan. Apakah ini tidak membodohi para guru disini,”tutupnya seraya mengatakan akan membawa masalah ini ke jalur DPRD Bengkalis.(ra)