Arogansi PT Arara Abadi Kembali Buat Pengurus LAMR Pelalawan Meradang

Jumat, 26 Februari 2021

PELALAWAN, BEDELAU.COM --Kunjungan Pengurus Lembaga Adat Melayu Riau (LAMR)  Pelalawan berujung perang mulut alias "Cakak Mulut" dengan manajement dan  security PT Arara Abadi di kantor Distrik Nilo, Kecamatan Pangkalan Kuras, Kamis (25/2/2021) sore.

Pihak PT Arara Abadi kembali memperlihatkan sikap tidak menghargai kaum adat dan juga pengurus  lembaga Adat yang ada di tanah Pelalawan.

Hal ini dibuktikan dengan saat adanya perundingan antara pengurus LAMR Pelalawan dengan manajement PT Arara Abadi, berskukuh dan menolak menanda tangani berita acara, tidak hanya itu bahkan anak perusahaan Sinar Mas Group ini, tidak mau mengakui 11 jenis kayu yang sudah ditumbang  pihak perusahaan.

Merujuk  hasil kesepakatan dengan manajemen PT Arara Abadi di Balai Adat Kabupaten Pelalawan pada hari Selasa (23/02) bahwa kedua belah pihak sepakat untuk turun ulang ke lokasi Kepungan Sialang Ampaian Todung ditumbang untuk validasi data pada hari ini, Kamis ( 25/02).

Tim langsung dipimpin oleh Ketua Umum Dewan Pimpinan Harian (DPH) Datuk Seri Tengku Zulmizan Farinja Assagaff, SE, MSi, Ak, CA bersama Majelis Kerapatan Adat (MKA) Datuk Herman Maskar, Ketua Majelis Tinggi Hukum Adat Petalangan Datuk Arifin, Batin Hitam Sungai Modang Zainudin. Total rombongan LAMR 25 orang, termasuk 2 staf Jikalahari Arfian dan Ferry.Tim didampingi oleh pihak perusahaan PT Arara Abadi Zukirno, Jailani, dan Yogi.

Pertemuan awalnya, berlangsung alot, berubah menjadi panas. Rombongan LAMR satu-satu persatu melayangkan protes dihadapan manajemen di dalam ruangan pertemuan kantor distrik Nilo. Perdebatan dan protes tetap saja tidak diindahkan, hingga akhirnya rombongan keluar ruangan.

Keributan kecil-kecilan terjadi sesaat rombongan, meninggal kantor distrik Nilo. Tampak dari raut wajah rombongan LAMR Pelalawan penuh kesal. Apalagi sudah capek-capek ke lokasi dan tidak membuahkan kesepakatan.

Zulmizan saat dikonfirmasi mengatakan bahwa dirinya tersinggung karena pihak perusahaan terlalu banyak berkilah dan menilai pertemuan akan dead lock karena banyak berkilah. Mereka tidak mengakui jenis-jenis kayu yang ditemui, karena tidak menguasai yang disebut sialang/kepungan sialang tapi tidak melakukan pendampingan secara menyeluruh dalam cek lapangan, hanya sebagian saja, sehingga tidak ada titik temu saat dirumuskan bersama.

"Yang membuat saya tersinggung karena sejak awal mereka selalu berusaha  mengadu domba antara masyarakat adat yang satu dengan lainnya. Ini modus lama Arara Abadi. Dari dulu sejak 20  tahun lalu begitu, tak berubah-ubah juga!" teriak Zulmizan sambil menggebrak meja.

Zulmizan juga  berteriak karena menilai pihak perusahaan tidak menghargai dirinya dan datuk-datuk Pucuk Adat lainnya oleh PT Arara Abadi.

"Viralkan kejadian ini, biar sampai ke manajemen mereka yang Serpong, beginilah perilaku staf mereka terhadap pimpinan lembaga-lembaga adat di Pelalawan," teriak Zulmizan sambil mengajak seluruh anggota timnya meninggalkan lokasi.

Dari pantauan media ini, rombongan LAMR Kabupaten Pelalawan kemudian meninggalkan lokasi distrik Nilo tanpa permisi dengan pihak PT Arara Abadi.*  ( JC)