Kanal

Plt Gubri Prihatin Mahasiswa di Riau Banyak Terjerat Pinjol dan Judi Online

BEDELAU.COM --Mahasiswa di Provinsi Riau banyak yang terjerat pinjaman online (Pinjol) dan judi online. Kondisi tersebut tentu harus menjadi perhatian semua pihak. 

Mendengar laporan itu, Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur Riau, Edy Natar Nasution mengatakan, pihaknya prihatin dan sangat khawatir tingginya mahasiswa yang terjerat pinjol dan judi online. 

"Ini harus menjadi perhatian provinsi dan pihak terkait, dalam hal meningkatkan edukasi dan literasi keuangan di lingkungan kampus," kata Edy Nasution, Selasa (14/11/2023). 

Untuk mengatasi persoalan itu, lanjut Edy Nasution, maka perlu ada langkah konkret untuk mengatasi masalah tersebut, terlebih masalah ini berpotensi menggerus kualitas sumber daya manusia Riau di kalangan anak muda yang telah dibangun pemerintah.

Selain itu, Edy Nasution juga mencermati perlunya ada komunikasi intensif yang perlu terbangun dari berbagai sektor, agar upaya penanganan dan pencegahan dapat berjalan efektif.

"Kami sadar perlunya membangun komunikasi intensif dengan lembaga terkait, termasuk pihak kampus, untuk penanganan serta memberikan edukasi literasi keuangan,” katanya.

"Pinjol dan judi online menjadi ancaman serius bagi generasi muda Riau. Kita perlu melindungi pembangunan sumber daya manusia berkualitas dari ancaman pinjol dan judi online," tukasnya.  

Diberitakan sebelumnya Lembaga Riau Research Center (R2C) melaksanakan survey pada rentang waktu 1-10 November 2023 yang melibatkan 974 responden mahasiswa yang berkuliah di Universitas Riau, Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim, Politeknik Caltex Riau dan Universitas Islam Riau. Hasilnya cukup mencengangkan bahwa anak muda di Pekanbaru terancam kecanduan judi online dan terjerat pada pinjaman online.

Ketua Lembaga R2C, Adlin S.Sos M.Si, didampingi dua peneliti lain yang merupakan dosen muda yakni Hazqon Fuadi Nasution dan Agus Susanto mengatakan, survei tersebut menemukan mayoritas mahasiswa atau 92 persen mahasiswa kuliah dari biaya seluruhnya ditanggung oleh orang tua atau keluarga. Sementara biaya hidup di Pekanbaru semakin berat dengan naiknya harga barang.

Masalah kedua muncul saat mahasiswa merasa perlu mendapatkan penghasilan tambahan, agar mereka dapat menjalani hidup dalam kondisi yang lebih nyaman.

Dalam upaya mendapatkan uang tambahan tersebut, sebagian anak muda kecanduan judi online dan ada juga yang terjerat pinjaman online.

"Survei ini menemukan bahwa 52 persen responden menyatakan bahwa mereka pernah melihat teman akrabnya terlibat judi online. Selanjutnya 22 persen responden mengetahui bahwa ada teman akrabnya yang terjerat pinjaman online. Dua hal ini merupakan perilaku destruktif yang dapat merusak masa depan anak muda," kata Adlin.

Di sisi yang lain, kata Adlin anak muda melihat masa depannya tidak terlalu menggembirakan. Sebanyak 39 persen responden menyatakan bahwa mereka tidak akan mampu menjadi orang kaya di usia muda, setidaknya mampu mengumpulkan aset senilai Rp1 milyar diusia dibawah 35 tahun.

Bahkan juga mahasiswa yang tidak yakin setelah lulus nantinya akan mendapatkan pekerjaan, jumlahnya sebanyak 31 persen responden.

"Terkait kondisi kesejahteraan dan masa depan anak muda dengan kondisi sekarang, kiranya perlu mendapatkan perhatian melalui program dinas kepemudaan di provinsi maupun di Kota Pekanbaru yang salah satu tugas pokoknya adalah menyelenggarakan pekerjaan dan kegiatan penyediaan dukungan pengembangan, pembinaan, penataan dan pengawasan pemuda," kata Ketua Jurusan Ilmu Pemerintahan Universitas Riau ini.

Hal ini, katanya sejalan dengan salah satu fokus program pemerintah pusat bidang kepemudaan tahun 2023 adalah peningkatan partisipasi aktif permuda terutama melalui kewirausahaan berbasis inovasi dan teknologi dan pencegahan perilaku berisiko pemuda termasuk pencegahan perilaku negatif (perundungan, intoleransi, HIV, NAPZA, seks bebas, dan sebagainya).

Responden penelitian yang terjaring dalam penelitian ini sebanyak 58% perempuan dan 42% laki-laki yang berusia antara 17 tahun sampai dengan 25 tahun. Yang terdiri dari Suku Bangsa : 35,8% suku Melayu, 20,3% Jawa, 21,1% Minang, 14,5% Batak dan lainnya 8,3%.***

 

 

 

SUMBER: CAKAPLAH.COM

Ikuti Terus Riaupower

BERITA TERKAIT

BERITA TERPOPULER