Kanal

Koordinasi Polda Tak Jalan, PETI Diduga Kembali Marak di Sijunjung, Sungai Kuantan Kembali Keruh

BEDELAU.COM --Koordinasi dua instansi penegak hukum antara Polda Riau dan Polda Sumbar, nampaknya tidak berjalan sama sekali terkait komitmen pemberantasan penambangan emas ilegal atau tanpa izin (PETI) di dua wilayah Riau - Sumbar, seperti disampaikan Kapolda Riau Irjen Pol Herry Heryawan, SIK Agustus lalu.

Pasalnya aktivitas PETI kembali marak di Kabupaten Sijunjung, di aliran Sungai Palangki dan Ombilin, Hulu dari Sungai Kuantan, hingga menyebabkan keruhnya air Sungai Kuantan menjadi kecoklatan seperti teh susu.

Sebelumnya kondisi Sungai Kuantan sempat jernih saat pelaksanaan Pacu Jalur dan sepekan setelahnya. Karena aktivitas PETI benar-benar ditertibkan secara serius oleh Polda Sumbar, dan Polres Sijunjung, atas koordinasi yang dibangun Polda Riau.

Kembali PETI beraktivitas di wilayah Sijunjung, dibenarkan Ketua Walhi Sumbar, Wengki Purwanto. Informasi yang ia terima, memang sudah beroperasi lagi.

"Kiriman seorang kawan pagi ini, mereka tahu, aktivitas kembali marak, tapi khawatir mendokumentasikan secara langsung," ujar Wengki Purwanto, via WhatsApp mengabarkan kepada riauterkini.com Selasa (9/9/2025) tadi pagi.

Wengki Purwanto juga tak membantah bahwa permainan PETI ini ada keterlibatan APH, dan mereka main dalam skala besar. Bahkan Wengki mengirimkan dokumen aktivitas rakit PETI yang ada di Sungai Palangki, Sijunjung.

"Situasi hari ini (sembari mengirim poto). Batang Palangki, salah satu hulu Batang Kuantan di Sijunjung," katanya.

Ia juga menyampaikan, bahwa statemen Bupati Kuansing sudah mulai ramai dibicarakan, tapi memang belum sampai pada aksi mendorong zero PETI di Sumbar. "Semoga, Bupati Kuansing terus konsisten mendesak Sumbar," harapnya.

Lebih rinci Wengki Purwanto menyampaikan, bahwa Kabupaten Solok, termasuk aliran yang membuat Sungai Kuantan menjadi keruh, karena masih satu aliran dengan Batang Palangki.

Batang Palangki (di administrasi Sijunjung) ke hulu lagi, masuk ke administrasi Kabupaten Solok. "Di atas, hasil analis spasial yang kami lakukan, kami terus dalami temuan-temuannya," beber Wengki.

Di Kabupaten Solok katanya, terdapat 31 titik PETI beroperasi dari analisis data yang mereka kumpulkan. Namun, di Kabupaten Sijunjung, titik operasinya jauh lebih banyak.

"Jika di dua kabupaten ini berhenti aktivitas PETI, maka Batang Kuantan akan jernih. Kami yakin, jika Sumbar berhasil didorong untuk berkomitmen, dalam satu minggu, Batang Kuantan akan jernih," ungkapnya.

Ia herharap penertiban ini, bisa didorong bersama-sama. Peran Pemkab Kuansing dalam memerangi PETI di wilayah Hulu akan membantu kebijakan Sijunjung dan Solok.

Terkait video beredar tentang penertiban PETI yang tayang di tvOne dilakukan Dittipiter Polda Sumbar dan Polres Sijunjung, menurutnya video lama yang di-upload ulang. "Sepertinya itu video lama di-upload tanggal 11 - 8 - 2025," sebutnya.

"Operasinya dilakukan di seputaran kantor Bupati Sijunjung," terangnya.

Keruhnya Sungai Kuantan, akibat PETI di Sungai Palangki dan Ombilin

Bukti akar permasalahan penyebab keruhnya Sungai Kuantan, berasal dari Kabupaten Sijunjung, terungkap menjelang perhelatan akbar Pacu Jalur Agustus lalu. Polda Riau, gencar melakukan penertiban PETI di wilayah Kuansing, bahkan kondisinya benar-benar zero.

Meskipun Kuansing sudah zero dari aktivitas PETI, namun saat itu tak membawa perubahan apapun terhadap kondisi Sungai Kuantan dan tetap keruh. Setelah ditelusuri, ternyata akarnya berada di Sungai Palangki dan Ombilin, yang merupakan hulu Sungai Kuantan.

Kemudian Kapolda Irjen Pol Herry Heryawan, SIK membangun koordinasi dengan Kapolda Sumbar, hingga dilakukan penertiban di wilayah Sijunjung. Hasilnya pun terbukti, saat aktivitas PETI berhenti di wilayah Sumbar, Sungai Kuantan menjadi jernih, warga pun menikmati nostalgia karena tak pernah merasakan sejak 20 tahun terakhir. 

Atas upaya nyatanya ini, masyarakat Kuansing menyampaikan ucapan terimakasih. Selain itu, ia juga mendapat apresiasi dari Gubernur Riau, Abdul Wahid dan Bupati Kuansing, Suhardiman Amby, dengan julukan bapak lingkungan.

Bahkan Herry Heryawan, melakukan pemantauan di hari kedua pelaksanaan Pacu Jalur. Ia turun ke lokasi PETI yang telah disegel papan plang bersama Gubernur dan Bupati Kuansing dan Bupati Inhu, di Desa Pintu Gobang Kari, Kecamatan Kuantan Tengah. Di sini ia kembali menyatakan komitmennya bakal menjaga lingkungan dari aktivitas PETI.

Riauterkini.com dalam kesempatan ini, sempat mengajukan pertanyaan terkait apa jaminan Sungai Kuantan bakal bisa jernih selamanya, dengan lugas Kapolda mempersilakan mengecek ke Polda Sumbar atau search di google, atas koordinasinya dengan Polda Sumbar, terkait komitmen bersama menjaga lingkungan dari aktivitas PETI.

Namun, nyatanya komitmen tersebut, hanya sekedar pelepas tanya, sebab koordinasi yang ia bangun tidak jalan sama sekali, sebab air Sungai Kuantan kini sudah menjadi keruh, akibat maraknya kembali aktivitas PETI di wilayah Sumbar.*** 

 

 

 

Sumber: Riauterkini.com

Ikuti Terus Riaupower

BERITA TERKAIT

BERITA TERPOPULER