Kanal

Jembatan Siak Jalan Tol Lingkar Pekanbaru Pakai Metode Balance Cantilever, Berdiri tanpa Tiang

BEDELAU.COM --Jalan Tol Lingkar Pekanbaru mulai dibangun sejak medio 2023, dan ditargetkan selesai pada 2026. Pembangunan jalan tol yang menghubungkan 3 ruas tol di Riau dengan provinsi tetangga ini terdapat jembatan ikonik, disebut Jembatan Siak yang dibangun memakai metode Balance Cantiliver. Apa itu?

Provinsi Riau, seperti diketahui kini terdapat ruas Jalan Tol Pekanbaru-Dumai dan Tol Pekanbaru-Bangkinang-XIII Koto Kampar yang sudah dilalui kendaraan. Salah satu yang sedang dibangun adalah Jalan Tol Lingkar Pekanbaru. Jalan tol ini merupakan bagian dari ruas Pekanbaru-Rengat.

Sebagai bagian Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS), Ruas Pekanbaru-Rengat menjadi bagian seksi lingkar Pekanbaru. Dibangun sepanjang 30,57 Km, dan hingga September 2024 ini atau lebih setahun, progresnya sudah menyentuh angka 30 persen.

Sebagai lingkup pekerjaan pembangunan, Jalan Tol Lingkar Pekanbaru yang dikerjakan anak usaha Hutama Karya, yakni Hutama Karya infrastruktur (HKI) terdapat badan jalan tol, tiga jembatan sungai, satu pasang rest area, kantor tol, serta tiga gerbang tol.

Selain itu, jalan tol ini juga direncanakan memiliki lebar jalur 3,6 meter serta jumlah lajur 2x2 pada tahap awal dan 2x3 pada tahap akhir dengan kecepatan rencana 100 km/jam.

Salah satu jembatan ikonik yang dikerjakan HKI adalah Jembatan Sungai Siak yang memiliki total bentang sepanjang 214 meter dengan main span 97,5 meter.

"Jembatan ini menggunakan metode balanced cantilever, yaitu metode pembangunan bagian jembatan secara bertahap dari kedua sisi luar bentang menuju titik tengah jembatan sehingga akan terbentuk keseimbangan struktur," ungkar Direktur Operasi III HKI Aditya Novendra Jaya dalam keterangan resmi yang diterima Riaupos.co.

Pembangunan Jembatan Siak Jalan Tol Lingkar Pekanbaru dengan metode Balance Cantilever ini, secara sederhana dijelaskan pihak HKI, dimana jembatan dapat berdiri tanpa tiang penyangga di tengah sungai.

"Jembatan siak merupakan satu dari 3 jembatan yang dibangun di sepanjang ruas Jalan Tol Lingkar Pekanbaru. Jadi dapat berdiri tanpa tiang penyangga di tengah sungai," sambung Corcomm HKI Damarnuranda dikonfirmasi terpisah.

Melalui metode Balance Cantilever ini, nantinya kata pihak HKI diharapkan tidak mengganggu kondisi alami lingkungan sekitar sungai, khususnya Sungai Siak.

Serta kapal-kapal yang melintas di Sungai Siak seperti kapal pengangkut logistik dapat tetap melintas dibawahnya tanpa hambatan.

Selain itu, HKI juga telah sepenuhnya menerapkan teknologi digital construction pada proyek Jalan Tol Lingkar Pekanbaru, diantaranya Building Information Modelling (BIM), terrestrial laser scanner (TLS), load scanner, photogrammetry, electronic density gauge (EDG), dan aplikasi HKI APPS.

Penerapan teknologi konstruksi diharapkan dapat meningkatkan efisiensi dan efektivitas dalam setiap tahapan konstruksi.

Jalan Tol Lingkar Pekanbaru dirancang memiliki masing- masing tiga Gerbang Tol (GT) dan Interchange (IC) yakni GT dan IC Rimbo Panjang, Siak, serta Bypass Pekanbaru.

GT dan IC Rimbo Panjang adalah akses utama masyarakat Rimbo Panjang keluar dan masuk Tol Lingkar Pekanbaru, sementara GT dan IC Siak akan menjadi akses awal daerah Sri Meranti untuk keluar masuk Tol Lingkar Pekanbaru, serta GT dan IC Bypass Pekanbaru adalah akses awal masyarakat Muara Fajar menuju Tol Lingkar Pekanbaru.

Pada tol ini, terdapat juga satu Junction yaitu Junction Rimbo atau Junction Pekanbaru yang nantinya akan menghubungkan Tol Pekanbaru–Bangkinang dengan Tol Lingkar Pekanbaru.

“Nantinya, masyarakat Pekanbaru dan sekitarnya yang akan melewati Jalan Tol Pekanbaru–Bangkinang bisa menuju Jalan Tol Pekanbaru–Dumai atau sebaliknya tanpa harus keluar tol. Hal ini tentunya akan meningkatkan konektivitas langsung antar kota dan mempersingkat waktu tempuh,” pungkas Aditya.

 

 

Sumber: Riaupos.co

Ikuti Terus Riaupower

BERITA TERKAIT

BERITA TERPOPULER