• Tentang Kami
  • Redaksi
  • Info Iklan
  • Pedoman Media Siber
  • Disclaimer
  • Kontak Kami
  • Home
  • Opini
  • Advertorial
  • Nasional
  • Daerah
    • Pekanbaru
    • Kampar
    • Pelalawan
    • Siak
    • Bengkalis
    • Dumai
    • Rohul
    • Rohil
    • Inhu
    • Inhil
    • Kuansing
    • Meranti
  • Dunia
  • Politik
  • Ekonomi
  • Peristiwa
  • Pemerintahan
  • More
    • Hukrim
    • Pendidikan
    • Olahraga
    • Video
    • Pilihan Editor
    • Terpopuler
    • Galeri
    • Indeks
  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Info Iklan
  • Pedoman Media Siber
  • Disclaimer
  • Kontak Kami
Masukkan Kata Kunci atau ESC Untuk Keluar

Pilihan

  • +INDEX
Silaturrahmi Akbar, IKA FIA Unilak Gelar Parade Musik dan Lagu
Dibaca : 809 Kali
Ketua PWI Riau Buka Resmi Agenda OKK Calon Anggota Baru Tahun 2025
Dibaca : 947 Kali
Bupati Bengkalis yang Tak Anti Kritik
Dibaca : 1e3 Kali
Ciri Khas Warna Kuning, Masjid Kuning Miliki Sejarah Panglima Minal
Dibaca : 1e3 Kali
Hasil Putusan PTUN, Posisi Ketua DPRD Bengkalis Dikembalikan kepada Khairul Umam
Dibaca : 1e3 Kali

  • Home
  • Nasional

Negara Panen Cuan! Denda Kelapa Sawit Dalam Kawasan Hutan Rp 25 Juta Per Hektare, Ini Rumus Menghitungnya

Redaksi

Senin, 06 Oktober 2025 19:04:02 WIB
Cetak
Negara Panen Cuan! Denda Kelapa Sawit Dalam Kawasan Hutan Rp 25 Juta Per Hektare, Ini Rumus Menghitungnya
Foto udara hamparan perkebunan kelapa sawit di dalam Taman Hutan Raya (Tahura) Sultan Syarif Hasyim Riau. Foto: Istimewa

BEDELAU.COM -- Pemerintah akan mendapatkan cuan besar, usai Presiden Prabowo meneken Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 2025 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2021 tentang Tata Cara Pengenaan Sanksi Administratif dan Tata Cara Penerimaan Negara Bukan Pajak yang Berasal dari Denda Administratif di Bidang Kehutanan. Beleid terbaru ini disahkan pada 19 September 2025 silam. 

Dengan terbitnya PP Nomor 45 Tahun 2025, dasar perhitungan besaran denda administratif atas usaha terbangun tanpa izin dalam kawasan hutan pun mengalami perubahan. Aturan ini menetapkan besaran tarif denda dipatok sebesar Rp 25 juta per hektare untuk perkebunan sawit dalam kawasan hutan. 

Berdasarkan lampiran PP Nomor 45 Tahun 2025, besaran denda administratif untuk kebun sawit dalam kawasan hutan dihitung dengan rumus: D= L x J x TD.

Adapun D adalah denda administratif, L merupakan luas pelanggaran dalam kawasan hutan (satuan hektare) dan J sebagai jangka waktu pelanggaran, kemudian TD merupakan tarif denda yang ditentukan dengan single tarif.

Besaran tarif denda (TD) untuk perkebunan kelapa sawit telah ditetapkan sebesar Rp 25 juta. Jangka waktu pelanggaran dihitung sejak membuka lahan hutan dikurangi 5 tahun sebagai jangka usia tidak produktif untuk perkebunan  kelapa sawit. 

Berikut simulasi perhitungan besaran denda administratif perkebunan kelapa sawit dalam kawasan hutan:

Sebagai contoh, seseorang atau badan usaha perusahaan menguasai 100 hektare perkebunan kelapa sawit dalam kawasan hutan sejak tahun 2010. Maka besaran denda administratif yang harus dibayar pada tahun 2025 yakni sebesar:

L: 100 hektare

J: 2025-2010-5 tahun = 10 tahun

TD: Rp 25.000.000

D = 100 x 10 x 25.000.000

D = Rp 25.000.000.000 (Dua Puluh Lima Miliar). 

Dengan demikian, orang atau badan usaha yang menguasai perkebunan kelapa sawit dalam kawasan itu harus membayar denda administratif sebesar Rp 25 milir. 

Alasan Terbitkan PP Nomor 45 Tahun 2025 

Terbitnya PP Nomor 45 Tahun 2025 ini, seolah menunjukkan kian keras dan tegasnya sikap pemerintah terhadap para penguasa kebun sawit dalam kawasan hutan, termasuk perusahaan tambang ilegal dalam kawasan hutan. Harta para penguasa kebun sawit dan tambang dalam kawasan hutan terancam dilelang, jika tidak memenuhi kewajiban pembayaran denda administratif. 

Selain itu, PP ini makin memperkuat kewenangan Satuan Tugas Penertiban Kawasan Hutan (Satgas PKH) yang sebelumnya dibentuk berdasarkan Perpres Nomor 5 Tahun 2025 tentang Penertiban Kawasan Hutan. 

Adapun latar belakang terbitnya PP 45 Tahun 2025 ini, diklaim karena PP Nomor 24 Tahun 2021 tidak efektif lagi, dibuktikan dengan masih minimnya verifikasi dan penghitungan besaran denda administratif terhadap kegiatan terbangun dalam kawasan hutan. Selain itu, rumus dan cara perhitungan besaran denda administratif berdasarkan PP Nomor 24 Tahun 2021 dinilai tidak sederhana dan rumit. 

Alasan lainnya, yakni PP Nomor 24 Tahun 2021 belum mengatur soal penguasaan kembali kawasan hutan negara. Itu sebabnya, dalam PP Nomor 45 Tahun 2025, ketentuan terkait penguasaan kembali hutan negara dicantumkan. 

Kewenangan Satgas PKH Diperluas

Berdasarkan pasal 6 ayat 1 PP Nomor 45 Tahun 2025, Satgas Penertiban Kawasan Hutan (Satgas PKH) mendapat kewenangan untuk melakukan inventarisasi data dan informasi kegiatan usaha yang terbangun dalam kawasan hutan bersama Menteri Kehutanan. Sebelumnya, kewenangan ini hanya berada di kendali Menteri Kehutanan. 

Satgas PKH berdasarkan PP Nomor 45 Tahun 2025, kini memiliki kewenangan memberikan rekomendasi terkait penetapan sanksi administratif berupa pembayaran denda administratif yang ditetapkan oleh Menteri Kehutanan. Adapun sanksi administratif berupa penghentian sementara kegiatan usaha dalam kawasan hutan, denda administratif, pencabutan perizinan berusaha dan paksaan pemerintah. Selain itu, Satgas PKH juga akan mendapat laporan bukti pelunasan denda administratif dari subjek hukum yang memiliki usaha dalam kawasan hutan. 

Satgas PKH juga mendapat kewenangan memberikan rekomendasi pencabutan izin berusaha terhadap setiap orang yang tidak melunasi denda administratif. 

Dalam Pasal 35 PP Nomor 45 Tahun 2025, Satgas PKH diberikan kewenangan untuk melakukan penguasaan kembali kawasan hutan. Adapun penguasaan kembali dapat dilakukan dalam bentuk pelepasan kawasan hutan dan penetapan statusnya sebagai barang milik negara. 

Lebih lanjut, terhadap kawasan hutan yang telah dikuasai kembali, Satgas PKH melalui Menteri BUMN, menyerahkannya kepada BUMN yang ditunjuk. Sebelumnya, PT Agrinas Palma Nusantara telah ditunjuk sebagai BUMN perkebunan yang mengelola kebun sawit dalam kawasan hutan. 

Sementara dalam pasal 47 PP Nomor 45 Tahun 2025, Satgas PKH bersama Menteri Kehutanan juga diberikan kewenangan mengajukan permintaan pemblokiran terhadap rekening perusahaan dan akta perusahaan yang tidak membayar denda administratif. Satgas PKH juga dapat mengajukan permintaan pencegahan ke luar negeri terhadap Setiap Orang yang tidak membayar kewajiban denda administratif kepada Menteri Imigrasi. 

Satgas PKH dipimpin oleh Menteri Pertahanan sebagai Ketua Pengarah, dengan anggotanya yakni Jaksa Agung, Panglima TNI dan Kapolri serta pejabat lainnya. Sementara, Ketua Pelaksana Satgas PKH diemban oleh Jaksa Agung Muda Pidana Khusus (Jampidsus) Kejaksaan Agung. 

Lelang Aset oleh Jaksa Agung

PP Nomor 45 Tahun 2025 juga memberikan kewenangan kepada Kejaksaan Agung (Kejagung) selaku Jaksa Pengacara Negara untuk melakukan penyitaan aset dari Setiap Orang yang tidak membayar atau melunasi denda administratif. 

Berdasarkan Pasal 54 PP Nomor 45 Tahun 2025, Jaksa Agung juga dapat melakukan penjualan secara lelang terhadap aset yang disita melalui Kantor Lelang Negara.

Adapun jenis barang-barang sitaan yang dikecualikan dari penjualan secara lelang yakni, uang tunai deposito berjangka, tabungan, saldo rekening koran, giro, akta perusahaan, obligasi, saham, surat berharga lainnya, piutang atau penyertaan modal pada perusahaan. 

Barang yang disita, dipergunakan untuk membayar denda administratif. Penjualan secara lelang terhadap barang yang disita dilakukan paling lama 30 hari sejak penyitaan aset dilakukan. 

"Dalam hal hasil penjualan secara lelang hasil penyitaan aset mencapai jumlah yang cukup untuk melunasi denda administratif, pelaksanaan lelang dihentikan. Jaksa Agung segera mengembalikan sisa barang hasil penyitaan aset beserta kelebihan uang hasil penjualan secara lelang kepada Setiap Orang setelah pelaksanaan lelang," demikian bunyi PP Nomor 45 Tahun 2025.

 

 

 

Sumber: SM News.com


[Ikuti Bedelau.com


Bedelau.com

BERITA LAINNYA +INDEKS

Nasional

Gaya Hemat Gubernur Jabar Dedi Mulyadi Seharusnya Ditiru Kepala Daerah Lain

Ahad, 12 Oktober 2025 - 19:27:55 WIB

BEDELAU.COM --– Saat sejumlah kep.

Nasional

Penyebab Komdigi Bekukan Sementara Izin TikTok di Indonesia

Ahad, 05 Oktober 2025 - 14:37:25 WIB

BEDELAU.COM --Kementerian Komunikasi dan Digital (Ko.

Nasional

Muncul Gugatan Agar MK Hapus Uang Pensiun Anggota DPR

Kamis, 02 Oktober 2025 - 19:25:22 WIB

BEDELAU.COM - .

Nasional

Syarat Tinggi Badan Masuk TNI Cukup 158 Sentimeter, Ini Penyebabnya

Rabu, 01 Oktober 2025 - 19:53:06 WIB

BEDELAU.COM --Wakil Panglima Tentara Nasional Indone.

Nasional

Latar Belakang Pendidikan Wapres Gibran Kembali Disorot, Ini Rinciannya

Senin, 22 September 2025 - 19:58:32 WIB

BEDELAU,COM --Sebagai sosok terpenting kedua di Indo.

Nasional

Menkeu Purbaya Buktikan Janji, Naikkan Dana Transfer ke Daerah Jadi Rp 693 Triliun

Jumat, 19 September 2025 - 19:27:06 WIB

BEDELAU.COM --- Pemerintah dan.

TULIS KOMENTAR +INDEKS


Terkini

  • +INDEX
PT Imbang Tata Alam Perbaiki Jalan di Dusun Sungai Kurau, Camat Merbau dan Warga Beri Apresiasi
13 Oktober 2025
Bulan Madu Maut di Penginapan Solok, Sang Wanita Tewas Diduga Keracunan Gas Monoksida
13 Oktober 2025
Aksi Kabur Gagal, Dua Kurir 30 Kg Sabu Ditangkap Polda Riau di Dumai
13 Oktober 2025
E-STAR Unilak Tindaklanjuti Kerjasama Internasional Menuju Pusat Riset Unggulan Universitas
13 Oktober 2025
Progres Perbaikan Jalan Rusak di Pekanbaru Capai 78 Persen, Dikebut Hingga Akhir Tahun
13 Oktober 2025
Jual Tanah Fiktif, Wanita di Pekanbaru Dapat Rp200 Juta Sebelum Ditangkap Polisi
13 Oktober 2025
Pria Lansia di Siak Dibacok ODGJ Saat Duduk di Warung, Tangan Nyaris Putus
13 Oktober 2025
Gaya Hemat Gubernur Jabar Dedi Mulyadi Seharusnya Ditiru Kepala Daerah Lain
12 Oktober 2025
TKD Riau Dipangkas Rp1,2 Triliun, Gubri Disarankan Benahi Tata Kelola Anggaran dan Berinovasi Genjot PAD
12 Oktober 2025
Kata Erick Thohir Usai Timnas Indonesia Kubur Mimpi Piala Dunia 2026
12 Oktober 2025

Terpopuler

  • +INDEX
  • 1 Rektor Unilak Prof Junaidi Mengukuhkan Ketua IKA Doktor Imran Al Ucok
  • 2 Keren !!! Tiga Minggu Menjabat Kanit Reskrim Polsek Sabak Auh Ringkus 1 Orang Tersangka Diamankan
  • 3 Dari 14 OPD Lingkungan Pemkab Bengkalis Bakal Dilebur Menjadi 7 OPD
  • 4 Pembangunan Masjid Nurul Hidayah Berlanjut Hingga Rampung 100 Persen
  • 5 Buk Kas : Hentikan Perilaku Oknum-Oknum yang Jadi 'Joki' Terobos Antrian
  • 6 Bersatu Selamatkan Roro, Diskominfotik Bengkalis Tegaskan Selebaran “Beselo” Hoaks
  • 7 Remaja Perempuan Ditemukan Meninggal di Mess PT. KTSS Teluk Meranti Pelalawan

Ikuti Kami

Tentang Kami
Redaksi
Pedoman Pemberitaan
Info Iklan
Kontak
Disclaimer

Bedelau.com ©2021 | All Right Reserved