• Tentang Kami
  • Redaksi
  • Info Iklan
  • Pedoman Media Siber
  • Disclaimer
  • Kontak Kami
  • Home
  • Opini
  • Advertorial
  • Nasional
  • Daerah
    • Pekanbaru
    • Kampar
    • Pelalawan
    • Siak
    • Bengkalis
    • Dumai
    • Rohul
    • Rohil
    • Inhu
    • Inhil
    • Kuansing
    • Meranti
  • Dunia
  • Politik
  • Ekonomi
  • Peristiwa
  • Pemerintahan
  • More
    • Hukrim
    • Pendidikan
    • Olahraga
    • Video
    • Pilihan Editor
    • Terpopuler
    • Galeri
    • Indeks
  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Info Iklan
  • Pedoman Media Siber
  • Disclaimer
  • Kontak Kami
Masukkan Kata Kunci atau ESC Untuk Keluar

Pilihan

  • +INDEX
Silaturrahmi Akbar, IKA FIA Unilak Gelar Parade Musik dan Lagu
Dibaca : 1e3 Kali
Ketua PWI Riau Buka Resmi Agenda OKK Calon Anggota Baru Tahun 2025
Dibaca : 1e3 Kali
Bupati Bengkalis yang Tak Anti Kritik
Dibaca : 1e3 Kali
Ciri Khas Warna Kuning, Masjid Kuning Miliki Sejarah Panglima Minal
Dibaca : 1e3 Kali
Hasil Putusan PTUN, Posisi Ketua DPRD Bengkalis Dikembalikan kepada Khairul Umam
Dibaca : 1e3 Kali

  • Home
  • Peristiwa

Mengenal Metode Miyawaki, Jurus Jepang Menghutankan Lahan Dalam Hitungan Tahun

Redaksi

Senin, 08 Desember 2025 18:41:37 WIB
Cetak
Mengenal Metode Miyawaki, Jurus Jepang Menghutankan Lahan Dalam Hitungan Tahun
Ilustrasi Hutan di Jepang. Foto : Istimewa/SM News.com

BEDELAU.COM --- Jepang tidak hanya dikenal berkat kemajuan teknologi dan etos kerja masyarakatnya yang tinggi. 

Negeri Sakura juga menjadi panutan negara-negara di dunia karena mampu mengembangkan metode Miyawaki.

Teknik tersebut dapat mengembalikan pohon-pohon menjadi sebuah hutan dalam hitungan tahun tanpa harus menunggu hingga berabad-abad. 

Metode Miyawaki juga memungkinkan tumbuhan yang ditanam membentuk hutan kecil di lahan terbatas, termasuk di kawasan perkotaan yang padat penduduk dan dipenuhi gedung-gedung.

Lalu, bagaimana cara kerja metode Miyawaki? 

Cara Kerja Metode Miyawaki 

Sesuai namanya, metode Miyawaki diciptakan oleh profesor ekologi tumbuhan di Universitas Nasional Yokohama bernama Akira Miyawaki pada tahun 1970-an. 

Dikutip dari Japan Times, Sabtu (30/7/2022), metode Miyawaki mendorong penanaman pohon dan semak asli secara padat dan acak untuk memerangi deforestasi. 

Campuran tanaman tersebut, yang biasanya terdiri dari 10 hingga 30 spesies berbeda, disesuaikan dengan iklim dan kondisi geologi lokasi penanaman. 

Metode ini bertujuan menciptakan hutan tahap dewasa atau klimaks yang dapat bertahan ratusan hingga ribuan tahun. 

Anakan pohon yang dipilih secara acak dari berbagai jenis ditanam tiga bibit per meter persegi.  

Area tanam kemudian diberi mulsa tebal yang berasal dari jerami atau bahan alami setempat dengan tujuan menekan gulma dan menjaga kelembapan tanah. 

Setelah melalui tiga tahun awal proses penyiangan dan penyiraman, hutan yang tumbuh menggunakan metode Miyawaki dapat mempertahankan kawasannya sendiri.  

Hal tersebut dapat terjadi karena pohon-pohon yang tumbuh akan menaungi gulma baru dan berkembang rata-rata satu meter setiap tahun. 

Dengan metode Miyawaki, hutan dapat tumbuh dalam hitungan tahun atau beberapa dekade tanpa harus menunggu ratusan tahun. 

Ciri khas hutan yang tumbuh melalui metode ini adalah tegakan rapat dengan spesies beragam yang ditanam secara acak. Hal ini mencerminkan karakter hutan alami yang sudah matang.

Selain itu, ruang sempit dengan berbagai jenis tanaman membuat setiap tumbuhan saling bersaing sekaligus berkolaborasi. 

Dengan begitu, masing-masing tumbuhan dapat membentuk jalinan kehidupan yang kompleks, baik di atas permukaan tanah maupun di bawahnya.

Kemampuan hutan Miyawaki dalam menahan air dan menjaga stabilitas tanah membuatnya cocok diterapkan di lereng yang rentan longsor akibat deforestasi maupun di daerah yang selama ini hanya ditanami monokultur. 

“Setiap pohon memiliki strategi pertumbuhan yang berbeda," kata profesor emeritus di Universitas Nasional Yokohama dan mantan rekan peneliti Miyawaki, Kazue Fujiwara.

"Misalnya, pohon ek hijau abadi tumbuh hingga 20 atau 25 meter dan memiliki akar tunggang yang sangat dalam. Camelia, di sisi lain, adalah pohon lapis di hutan klimaks. Sistem akarnya lebih dangkal yang menyebar dan memungkinkannya hidup berdampingan dengan pohon-pohon besar. Sistem akar yang dangkal dan dalam ini membentuk jaringan yang menstabilkan tanah dan menjaga kadar air,” pungkasnya. 

Bisa Diterapkan di Perkotaan

Berdasarkan laporan BBC, Kamis (11/9/2025), metode Miyawaki menemukan perannya di kawasan perkotaan.  

Tanaman yang tumbuh cepat lewat metode Miyawaki mampu menghadirkan ruang hijau yang menenangkan di tengah padatnya kota. 

Sejumlah temuan juga menunjukkan bahwa hutan mini Miyawaki merupakan cara yang sangat efektif untuk menumbuhkan ruang hijau berukuran kecil. 

Laporan Tree Council tahun 2023 di Inggris mengungkapkan bahwa hutan Miyawaki lebih tahan terhadap kekeringand an memiliki tingkat keanekaragaman hayati lebih tinggi. 

Selain itu, biaya yang dikeluarkan lebih rendah dibanding hutan kecil yang ditanam dengan metode konvensional.

 

 

 

 

Sumber: SM News.com


[Ikuti Bedelau.com


Bedelau.com

BERITA LAINNYA +INDEKS

Peristiwa

Pick Up Bermuatan Durian Tergelincir hingga Terbalik di Jalan Lintas Teluk Kuantan-Renga

Ahad, 07 Desember 2025 - 21:28:00 WIB

BEDELAU.COM --Sebuah kecelakaan tunggal menimpa mobi.

Peristiwa

Dua Tewas dalam Tabrakan Grand Max vs Truk Hino di Pelalawan

Jumat, 05 Desember 2025 - 17:34:56 WIB

BEDELAU.COM --Kecelakaan maut terjadi di Jalan Linta.

Peristiwa

Honorer di Bengkalis Ditemukan Tewas Gantung Diri

Rabu, 03 Desember 2025 - 19:11:45 WIB

BEDELAU.COM --Seorang tenaga honorer Pemerintah Kabu.

Peristiwa

Banjir Bandang Sumbar: 98 Tewas, 93 Masih Hilang

Ahad, 30 November 2025 - 18:23:31 WIB

BEDELAU.COM --umlah korban jiwa akibat banjir bandan.

Peristiwa

Minim Lampu Jalan, Truk Kontainer Lagi-Lagi Tersangkut di Portal Jembatan Siak I

Ahad, 30 November 2025 - 18:20:41 WIB

BEDELAU.COM --Minimnya penerangan jalan umum (PJU) d.

Peristiwa

Seorang Penambang Emas Ilegal di Kuansing Tewas Tertimbun

Sabtu, 29 November 2025 - 20:23:42 WIB

BEDELAU.COM --Aktivitas PETI kembali merenggut nyawa.

TULIS KOMENTAR +INDEKS


Terkini

  • +INDEX
Residivis Pembobol Rumah di Pekanbaru Nyaris Diamuk Massa
09 Desember 2025
Nekat Rampok BRILink di Kuansing, Warga Rohul Ditangkap Warga dan Korban
09 Desember 2025
Sebagai Bentuk Solidaritas, SMKN 1 Bandar Laksamana Galang Dana Bantu Korban Bencana Alam
09 Desember 2025
Mayat Kelima Kembali Ditemukan Nelayan Panipahan Rohil, Warga Bertanya Siapa dan dari Mana Mereka
08 Desember 2025
Mengenal Metode Miyawaki, Jurus Jepang Menghutankan Lahan Dalam Hitungan Tahun
08 Desember 2025
Pengirim PMI Ilegal ke Malaysia Ditangkap, Janjikan Upah 100 Ringgit
08 Desember 2025
Menyusul Siak, Sudah Tiga Daerah di Riau Tetapkan Status Siaga Bencana Alam
08 Desember 2025
Dispar Riau Terbitkan Surat Edaran Keselamatan Jelang Libur Nataru
08 Desember 2025
Pekanbaru Tetapkan Status Siaga Darurat Bencana Hidrometeorologi, Begini Imbauan Wali Kota
08 Desember 2025
Anak Tukang Jahit Baju Berasal Dari Kampung Lulus Seleksi TNI AD
08 Desember 2025

Terpopuler

  • +INDEX
  • 1 Anak Tukang Jahit Baju Berasal Dari Kampung Lulus Seleksi TNI AD
  • 2 Viral! Pengendara Akui Ditilang dan Dimintai Rp1,7 Juta oleh Oknum Polisi
  • 3 Galodo Hantam Jembatan Kembar Silaiang Padang Panjang, Akses Jalan Terputus Total
  • 4 Mewakili Keluarga, Sekdes Tanjung Leban Serahkan Bantuan ke SMKN 1 Bandar Laksamana
  • 5 Pemkab dan DPRD Meranti Resmi Sepakati dan Teken KUA-PPAS APBD 2026, Rp 1.1 Triliun Lebih
  • 6 Pemkab Meranti Salurkan Bantuan Sosial untuk Warga Terdampak Bencana di Desa Maini
  • 7 Pemkab Meranti dan DPRD Teken MoU KUA-PPAS APBD 2026

Ikuti Kami

Tentang Kami
Redaksi
Pedoman Pemberitaan
Info Iklan
Kontak
Disclaimer

Bedelau.com ©2021 | All Right Reserved