Pilihan
Silaturrahmi Akbar, IKA FIA Unilak Gelar Parade Musik dan Lagu
Dibaca : 867 Kali
Ketua PWI Riau Buka Resmi Agenda OKK Calon Anggota Baru Tahun 2025
Dibaca : 999 Kali
Bupati Bengkalis yang Tak Anti Kritik
Dibaca : 1e3 Kali
Ciri Khas Warna Kuning, Masjid Kuning Miliki Sejarah Panglima Minal
Dibaca : 1e3 Kali
Fakta 'Harta Karun' Super Langka RI, BUMN Ini Siap Garap
BEDELAU.COM --RI punya banyak anugerah sumber daya alam seperti pertambangan. Beberapa sumber daya alam sektor pertambangan yang dimiliki Indonesia yakni nikel, emas, tembaga, batu bara, maupun timah.
Namun selain itu, RI juga dianugerahi sumber alam pertambangan yang belum dikembangkan yakni logam tanah jarang (LTJ) atau Rare Earth Element. "Harta karun"
ini dinamai logam tanah jarang karena didasarkan pada asumsi yang menyatakan bahwa keberadaan logam tanah jarang ini tidak banyak dijumpai.
LTJ ini melimpah dibandingkan dengan unsur lain dalam kerak bumi. Sumber daya LTJ memiliki banyak manfaat dan bisa digunakan sebagai bahan baku dari berbagai peralatan yang membutuhkan teknologi modern saat ini.
Di antara sebagai bahan baku untuk baterai, telepon seluler, komputer, industri elektronika hingga pembangkit listrik berbasis energi baru terbarukan (EBT) seperti Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS), Pembangkit Listrik Tenaga Bayu/ Angin (PLTB). Lalu, bisa juga untuk bahan baku industri pertahanan hingga kendaraan listrik.
Mengutip buku "Potensi Logam Tanah Jarang di Indonesia" yang diterbitkan Badan Geologi Kementerian ESDM 2019, logam tanah jarang (LTJ) merupakan salah satu dari mineral strategis dan termasuk "critical mineral". Terdiri dari kumpulan dari unsur-unsur scandium (Sc), lanthanum (La), cerium (Ce), praseodymium (Pr), neodymium (Nd), promethium (Pm), samarium (Sm), europium (Eu), gadolinium (Gd), terbium (Tb), dysprosium (Dy), holmium (Ho), erbium (Er), thulium (Tm), ytterbium (Yb), lutetium (Lu) dan yttrium (Y).
Keterdapatan LTJ umumnya dijumpai dalam sebaran dengan jumlah yang tidak besar dan menyebar secara terbatas. Seperti halnya thulium (Tm) dan lutetium (Lu), kedua unsur ini merupakan dua unsur yang terkecil kelimpahannya di dalam kerak bumi, tetapi 200 kali lebih banyak dibandingkan kelimpahan emas (Au).
Meskipun demikian, unsur-unsur tersebut sangat sukar untuk ditambang karena konsentrasinya tidak cukup tinggi untuk ditambang secara ekonomis. Ketujuh belas unsur logam ini mempunyai banyak kemiripan sifat dan sering ditemukan bersama-sama dalam satu endapan secara geologi.
Sejumlah mineral yang mengandung LTJ seperti monasit, zirkon, dan xenotim, merupakan mineral ikutan dari mineral utama seperti timah, emas, bauksit, dan laterit nikel. Tidak hanya itu, ternyata logam tanah jarang juga berpotensi terdapat pada batu bara.
Badan Usaha Milik Negara (BUMN) sektor pertambangan RI yakni PT Timah Tbk (TINS) saat ini tengah melakukan penjajakan dengan salah satu perusahaan Eropa untuk menggarap LTJ. Hal tersebut disampaikan Sekretaris Perusahaan PT Timah Abdullah Umar Baswedan.
"Eropa," ucapnya kepada CNBC Indonesia, Kamis (26/08/2021), saat ditanya dari mana calon mitra PT Timah Tbk untuk menggarap logam tanah jarang.
Akan tetapi, pihaknya belum bersedia menyampaikan nama perusahaan asal Eropa yang berpotensi menjadi mitra PT Timah untuk menggarap "harta karun" super langka ini.
"Maaf saya belum bisa share (nama perusahaannya)," lanjutnya.
Adapun kriteria calon mitra yang dicari adalah perusahaan yang memiliki teknologi yang terbukti bisa mengolah bijih LTJ menjadi logam.
"Kita saat ini sedang mencari partner dan menjajaki beberapa perusahaan yang memiliki teknologi proven untuk pengolahannya menjadi logam," ungkapnya.
Dia mengatakan, sebagai produsen timah, pihaknya tertarik untuk mengembangkan logam tanah jarang ini karena ini merupakan mineral ikutan dari mineral timah.
"Mineral tanah jarang adalah mineral ikutan timah," tuturnya.
Sampai saat ini Indonesia belum memiliki data yang utuh mengenai total sumber daya logam tanah jarang ini karena masih minimnya penelitian dan survei geologi terkait LTJ di Tanah Air.
Akan tetapi berdasarkan buku "Potensi Logam Tanah Jarang di Indonesia" oleh Pusat Sumber Daya Mineral, Batu Bara dan Panas Bumi Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) pada 2019, sumber daya logam tanah jarang yang berhasil diteliti di beberapa wilayah tercatat mencapai 72.579 ton, berasal dari endapan plaser dan endapan lateritik.
Endapanplaser ini banyak dijumpai pada lokasi kaya sumber daya timah seperti di Kepulauan Riau, Kepulauan Bangka Belitung, dan selatanKalimantan Barat.
Sumber:[cnbcindonesia.com]
BERITA LAINNYA +INDEKS
Peresmian Dapur MBG di SPPG Al-Barokah, Tengku Mukhtasar : Program Prioritas dari Presiden Republik Indonesia yakni H. Prabowo Subianto
KABUPATEN SIAK, BEDELAU.COM--Dapur Makanan Bergizi Gratis (MBG) yang berada di S.
Pemkab Meranti Tegaskan Komitmen Bangun Pemerintahan Bersih Lewat Sosialisasi Antikorupsi
SELATPANJANG, BEDELAU.COM--Pemerintah Kabupaten Kepulauan Meranti menegaskan kom.
Pemkab Meranti Tegaskan Penamaan Jalan Harus Sesuai Regulasi
KEPULAUAN MERANTI, BEDELAU.COM--Pemerintah Kabupaten Kepulauan Meranti menegaska.
APBD-P Meranti 2025 Disahkan Rp1,227 Triliun, Bupati Asmar : Program Prioritas Siap Dijalankan
KEPULAUAN MERANTI, BEDELAU.COM--Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten .
Menkeu Incar 200 Pengemplang Pajak Nilainya Rp 60 Triliun: Mereka Gak Bisa Lari!
BEDELAU.COM --Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa .
Menkeu Akan Alihkan Dana MBG Tak Transparan ke Bansos Beras 10 Kg
BEDELAU.COM --Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sa.
TULIS KOMENTAR +INDEKS








