• Tentang Kami
  • Redaksi
  • Info Iklan
  • Pedoman Media Siber
  • Disclaimer
  • Kontak Kami
  • Home
  • Opini
  • Advertorial
  • Nasional
  • Daerah
    • Pekanbaru
    • Kampar
    • Pelalawan
    • Siak
    • Bengkalis
    • Dumai
    • Rohul
    • Rohil
    • Inhu
    • Inhil
    • Kuansing
    • Meranti
  • Dunia
  • Politik
  • Ekonomi
  • Peristiwa
  • Pemerintahan
  • More
    • Hukrim
    • Pendidikan
    • Olahraga
    • Video
    • Pilihan Editor
    • Terpopuler
    • Galeri
    • Indeks
  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Info Iklan
  • Pedoman Media Siber
  • Disclaimer
  • Kontak Kami
Masukkan Kata Kunci atau ESC Untuk Keluar

Pilihan

  • +INDEX
Silaturrahmi Akbar, IKA FIA Unilak Gelar Parade Musik dan Lagu
Dibaca : 839 Kali
Ketua PWI Riau Buka Resmi Agenda OKK Calon Anggota Baru Tahun 2025
Dibaca : 974 Kali
Bupati Bengkalis yang Tak Anti Kritik
Dibaca : 1e3 Kali
Ciri Khas Warna Kuning, Masjid Kuning Miliki Sejarah Panglima Minal
Dibaca : 1e3 Kali
Hasil Putusan PTUN, Posisi Ketua DPRD Bengkalis Dikembalikan kepada Khairul Umam
Dibaca : 1e3 Kali

  • Home
  • Politik

Ferdinand Hutahaean: Tudingan Kudeta Partai Demokrat ke Moeldoko Tendensius

Redaksi

Selasa, 02 Februari 2021 09:19:28 WIB
Cetak
Ferdinand Hutahaean: Tudingan Kudeta Partai Demokrat ke Moeldoko Tendensius
BEDELAU.COM --Eks kader Partai Demokrat (PD), Ferdinand Hutahaean mengaku heran Demokrat menuduh Moeldoko dan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam isu kudeta PD. Ferdinand menilai surat yang dilayangkan ke Jokowi juga tidak tepat.
 
"Bagi saya secara pribadi melihat pernyataan ini ada beberapa hal. Pertama, saya tidak mengetahui bukti apa yang dimiliki oleh Demokrat untuk menuduh Moeldoko dengan membawa-bawa nama Pak Jokowi sebagai Presiden dengan menyebut lingkar dekat Jokowi. Saya melihat tuduhan ini sangat berani, tendensius dan bisa berisiko hukum. Mudah-mudahan Demokrat telah punya bukti kuat sebelum melontarkan tuduhan ini," kata Ferdinand kepada wartawan, Selasa (2/2/2021).
 
Mengenai 5 nama yang akan disebut akan menggulingkan Partai Demokrat menurut Ferdinand Hutahaean sebuah keanehan. Dia menyebut 5 orang tidak akan mampu menggulingkan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dari pucuk pimpinan Partai Demokrat.
 
"Kedua, agak janggal dan aneh bagi saya kalau yang disebut ada 5 orang yang main, ada kader dan mantan kader. Saya tidak melihat 5 orang ini punya kapasitas dan kapabilitas untuk menggerakkan sebuah peristiwa yang bisa mengkudeta AHY dari kursi ketua umum yang terpilih secara aklamasi pada kongres Maret tahun lalu," kata dia.
 
"Kudeta itu harus melalui sebuah Kongres Luar Biasa dan KLB itu harus didukung dua pertiga pengurus secara nasional. Nah 5 orang yang disebut itu saya yakini dan saya tahu tak memiliki kapasitas dan kapabilitas untuk menggerakkan KLB meski benar didukung oleh Pak Moeldoko. Maka bagi saya, gerakan kelompok ini tak layak dan tak patut ditanggapi oleh partai, oleh AHY seperti itu, dia malah membesarkan gerakan kecil yang tak patut mendapat tanggapan," sambungnya.
 
Ferdinand mengaku tidak mengetahui persis 5 orang kader dan mantan kader itu. Namun dia menyebut salah satunya.
 
"Saya juga tidak tahu siapa saja karena tidak disebut semua. Tapi yang katanya salah satunya Subur Sembiring. Nama ini memang sudah sejak lama berupaya melakukan sesuatu untuk menolak kongres Maret tahun lalu," tuturnya.
 
Ketika masih menjadi kader Partai Demokrat, Ferdinand mengetahui kelompok kecil yang selalu berbicara atas nama Demokrat. Dia menilai kelompok kecil itu tidak memiliki kapasitas di partai ataupun di publik.
 
"Ketiga, dulu ketika saya masih aktif di sana, saya tahu persis kelompok ini, apalagi Subur Sembiring yang selalu bicara mengatasnamakan diri sebagai deklarator, dulu kelompok ini selalu saya tertawakan dan ledek sebagai gerakan kecil yang tak punya kapasitas apa-apa di partai maupun di publik. Faktanya mereka memang hanya kelompok yang tak layak ditanggapi serius. Maka cara AHY menanggapi gerakan ini dengan menggelar konferensi pers dan mengirimkan surat ke Jokowi adalah berlebihan, tidak pas dan justru membesarkan gerakan kecil," katanya.
 
Selain itu, menurut Ferdinand Hutahaean, surat yang diberikan kepada Presiden Jokowi tidak tepat. Dia menyebut surat itu seharusnya langsung dikirim ke Moeldoko juga benar menjadi pihak yang dituduh.
 
"Keempat, surat ke Presiden Jokowi menurut saya tidak tepat. Jokowi tidak ada urusan dengan peristiwa ini. Menyebut-menyebut nama Pak Jokowi hanya mengundang reaksi yang akan merugikan Demokrat. Mestinya kalau memang Moeldoko yang dituduh, sebaiknya surati Moeldoko langsung, somasi Moeldoko, bukan malah menyurati Presiden dan membawa-bawa Presiden ke urusan internal partai. Ini bukan urusan partai dengan pemerintah, bukan dengan pula dengan Jokowi sebagai pribadi atau sebagai Presiden, jadi menyurati presiden dan meminta klarifikasi ke Presiden menurut saya tidak tepat. Nggak ada urusan," ungkapnya.
 
Ferdinand juga menyarankan Moeldoko menempuh jalur hukum jika tuduhan itu tidak benar. Namun juga harus bertanggung jawab jika benar terlibat.
 
"Kelima, untuk Pak Moeldoko saran saya kalau memang tuduhan ini tak benar, sebaiknya mengambil langkah hukum untuk menjernihkan namanya dan juga membersihkan nama Pak Jokowi dari isu ini. Tapi jika ternyata memang benar, sebaiknya Moeldoko menyatakan bertanggung jawab dan tetap membersihkan nama Presiden karena tidak terlibat, tidak tahu-menahu dan tidak ada urusan dengan isu ini," kata dia
 
Ketum Partai Demokrat AHY sebelumnya mengungkap upaya kudeta terhadapnya, yang mana dia mendapatkan informasi melibatkan orang dekat lingkaran Presiden Jokowi. Partai Demokrat menyinggung sosok jenderal.
 
"Para pimpinan dan kader Demokrat yang melapor kepada kami tersebut, merasa tidak nyaman dan bahkan menolak ketika dihubungi dan diajak untuk melakukan penggantian Ketum Partai Demokrat," kata AHY dalam konferensi pers di DPP Partai Demokrat, Jalan Proklamasi, Jakpus, Senin (1/2).
 
Menurutnya, ajakan dan komunikasi itu dilakukan dengan paksa lewat telepon maupun pertemuan langsung. 'Kudeta' itu disebut akan menjadi jalan menjadi capres di Pemilu 2024.
 
"Ajakan dan permintaan dukungan untuk mengganti 'dengan paksa' Ketum PD tersebut, dilakukan baik melalui telepon maupun pertemuan langsung. Dalam komunikasi mereka, pengambilalihan posisi Ketum PD, akan dijadikan jalan atau kendaraan bagi yang bersangkutan, sebagai calon presiden dalam Pemilu 2024 mendatang. Konsep dan rencana yang dipilih para pelaku untuk mengganti dengan paksa Ketum PD yang sah, adalah dengan menyelenggarakan Kongres Luar Biasa (KLB)," paparnya.
 
Dugaan nama Moeldoko di balik kudeta ini sudah dibantah. Ketua KSP Moeldoko sendiri yang memastikan dirinya tidak terkait dengan pengambilalihan kepemimpinan Partai Demokrat dari AHY.
 
"Saran saya, jadi seorang pemimpin harus pemimpin yang kuat. Jangan mudah baperan, jangan mudah terombang-ambing," kata Moeldoko dalam jumpa pers virtual, Senin (1/2).
 
Moeldoko sebelumnya menceritakan soal tamu-tamu yang menemuinya, mengobrol, dan curhat. Dia tidak menyebut secara spesifik siapa 'tamu' yang menemuinya itu tapi mengatakannya sebagai 'anak buah' pemimpin yang dia singgung.
 
"Kalau anak buahnya nggak boleh pergi ke mana-mana saja, ya borgol saja," ujarnya.
 
Sumber: [detik.com]


[Ikuti Bedelau.com


Bedelau.com

BERITA LAINNYA +INDEKS

Politik

Sejumlah Nama Calon Ketua DPD PDI-P Riau Mencuat, dari Dua Bupati Hingga Ketua DPRD Riau

Selasa, 21 Oktober 2025 - 18:37:37 WIB

BEDELAU.COM --Sejumlah nama calon ketua Dewan Pimpin.

Politik

Musda Ditunda, Karmila Santai

Ahad, 19 Oktober 2025 - 17:18:46 WIB

BEDELAU.COM --Salah satu bakal calon ketua Golkar Ri.

Politik

Musda Golkar Riau Digelar 19 Oktober, Dibuka Ketum Bahlil Lahadalia

Selasa, 14 Oktober 2025 - 18:53:45 WIB

BEDELAU.COM --Musyawarah Daerah (Musda) Partai Golka.

Politik

Tingkatkan Mutu Pendidikan, Unilak Laksanakan Bimtek Pengimbasan Calon Penguji UKPPPG 2025

Kamis, 25 September 2025 - 11:25:45 WIB

BEDELAU.COM -Universitas Lancang Kuning Riau kembali.

Politik

DPP NasDem Nonaktifkan Ahmad Sahroni dan Nafa Urbach dari Kursi DPR RI

Ahad, 31 Agustus 2025 - 16:09:34 WIB

BEDELAU.COM --Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai NasD.

Politik

Kode Keras dari Ketum Kosgoro Soal Musda Golkar, Sebut SF Hariyanto dan Suparman

Sabtu, 26 Juli 2025 - 17:23:05 WIB

BEDELAU.COM -- Ketua Umum Pimpinan Pusat Kolektif (P.

TULIS KOMENTAR +INDEKS


Terkini

  • +INDEX
Sejumlah Nama Calon Ketua DPD PDI-P Riau Mencuat, dari Dua Bupati Hingga Ketua DPRD Riau
21 Oktober 2025
Bentrok Berdarah di Lahan Eks HGU PT Ivomas Rohil, Tujuh Orang Luka-Luka
21 Oktober 2025
Bentrok Berdarah di Lahan Eks HGU PT Ivomas Rohil, Warga dan Keamanan Perusahaan Saling Serang
21 Oktober 2025
Dosen dan Mahasiswa S2 Ilmu Pertanian Unilak Lakukan Pengabdian Internasional di Tokyo
21 Oktober 2025
TNI-Polri di Kampar Temukan Excavator Tak Bertuan di Galian C Ilegal
21 Oktober 2025
Teken PKS dengan Perguruan Tinggi, Posbankum Bisa Dijadikan Laboratorium Praktek Mahasiswa
21 Oktober 2025
Wako Agung Dampingi Menteri Hukum RI ke Kelurahan Tobek Godang, Apresiasi Hadirnya Posbankum
21 Oktober 2025
TKD Dipangkas Bikin Keuangan Daerah Berdarah-darah, Menkeu Purbaya Singgung Penyelewengan APBD
20 Oktober 2025
Dilakukan Pengejaran Besar-besar, Seorang Terpidana Mati Kabur dari Rutan Kelas IIB Siak
20 Oktober 2025
DLHK Pekanbaru Tangkap Pencuri Kabel PJU dan Gagalkan Pencurian Kuningan Tugu Adipura
20 Oktober 2025

Terpopuler

  • +INDEX
  • 1 Diduga Tak Kantongi AMDAL, DPRD Pekanbaru Bakal Tinjau Pembangunan Kampus Prima
  • 2 Jaksa Agung Ganti 5 Kajari di Riau, Ini Daftarnya
  • 3 Avanza Masuk Parit di Belakang MTQ Pekanbaru, Pengemudi Dilarikan ke RS Awal Bros
  • 4 PT Imbang Tata Alam Perbaiki Jalan di Dusun Sungai Kurau, Camat Merbau dan Warga Beri Apresiasi
  • 5 Rektor Unilak Prof Junaidi Mengukuhkan Ketua IKA Doktor Imran Al Ucok
  • 6 Cekcok Soal Tanah Warisan, Adik Tewas Ditikam Kakak di Kampar
  • 7 Keren !!! Tiga Minggu Menjabat Kanit Reskrim Polsek Sabak Auh Ringkus 1 Orang Tersangka Diamankan

Ikuti Kami

Tentang Kami
Redaksi
Pedoman Pemberitaan
Info Iklan
Kontak
Disclaimer

Bedelau.com ©2021 | All Right Reserved