• Tentang Kami
  • Redaksi
  • Info Iklan
  • Pedoman Media Siber
  • Disclaimer
  • Kontak Kami
  • Home
  • Opini
  • Advertorial
  • Nasional
  • Daerah
    • Pekanbaru
    • Kampar
    • Pelalawan
    • Siak
    • Bengkalis
    • Dumai
    • Rohul
    • Rohil
    • Inhu
    • Inhil
    • Kuansing
    • Meranti
  • Dunia
  • Politik
  • Ekonomi
  • Peristiwa
  • Pemerintahan
  • More
    • Hukrim
    • Pendidikan
    • Olahraga
    • Video
    • Pilihan Editor
    • Terpopuler
    • Galeri
    • Indeks
  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Info Iklan
  • Pedoman Media Siber
  • Disclaimer
  • Kontak Kami
Masukkan Kata Kunci atau ESC Untuk Keluar

Pilihan

  • +INDEX
Silaturrahmi Akbar, IKA FIA Unilak Gelar Parade Musik dan Lagu
Dibaca : 692 Kali
Ketua PWI Riau Buka Resmi Agenda OKK Calon Anggota Baru Tahun 2025
Dibaca : 817 Kali
Bupati Bengkalis yang Tak Anti Kritik
Dibaca : 1e3 Kali
Ciri Khas Warna Kuning, Masjid Kuning Miliki Sejarah Panglima Minal
Dibaca : 1e3 Kali
Hasil Putusan PTUN, Posisi Ketua DPRD Bengkalis Dikembalikan kepada Khairul Umam
Dibaca : 1e3 Kali

  • Home
  • Daerah
  • Siak

Tangsi Belanda Siak, Gedung Tua Disulap Jadi Destinasi Wisata

Redaksi

Kamis, 22 Agustus 2024 21:04:10 WIB
Cetak
Tangsi Belanda Siak, Gedung Tua Disulap Jadi Destinasi Wisata
Tangsi Belanda Siak (foto: riauterkini.com)

BEDELAU.COM --2018 lalu, bangunan tua peninggalan kolonial Belanda hanya sebentuk bangunan yang menyeramkan. Bangunan yang terletak di tepian sungai Siak, tepatnya di Kampung Benteng Hulu Kecamatan Mempura termasuk bangunan yang dibiarkan selama bertahun-tahun.

Padahal, bangunan itu bukti sejarah kolonial Belanda yang bisa dijadikan objek studi sejarah, studi teknik arsitektur dan destinasi wisata.

Menyadari hal tersebutlah, pemerintah Kabupaten (pemkab) Siak melalui Dinas PU Tarukim Siak melakukan pemugaran terhadap bangunan itu pada 2018 dan 2019 lalu. 

Kepala Dinas PU Tarukim Siak Irving Kahar Arifin menyebutnya dengan istilah Tangsi Belanda Reborn. Istilah itu tepat sekali untuk menggambarkan bangunan itu selama ini terbiarkan sehingga suasananya mati, dan saat ini seakan -akan hidup kembali. 

"Jadi generasi muda kita dapat merasakan kembali betapa masyhur bangunan itu. Pada zaman dahulu saja Belanda sudah membangun bangunan semegah yang terlihat sekarang," kata Irving. 

Akhir-akhir ini banyak wisatawan berdatangan ke sana. Apalagi menjelang magrib, sunset yang memancarkan sinarnya di permukaan sungai Siak membentuk pemandangan yang sangat eksotik pada senja hari. Fenomena magrib itu memberikan kesan tersendiri bagi para pemburu senja. Pancaran cahaya matahari senja seakan-akan mengantarkan pengunjung mengikuti jejak kolonial yang ada di bibir sungai Siak ini. 

Setiap senja tiba, sunset jatuh tepat di sebelah waterfront city Tepian Bandar Sungai Jantan (TBSJ) dan Jembatan Tengku Agung Sultanah Latifah (TASL) Siak. Onggokan bangunan Belanda ini seakan menjadi altar saat menikmati fenomena senja di Siak. 

Sebelum Dinas PU Tarukim melakukan pemugaran, Kementerian PUPR bersama Tim Arkeolog dan Tim Ahli Cagar Budaya (TACB) telah membuat kajian akademiknya terlebih dahulu. Pelaksanaan kajiannya dengan menggunakan metode teknologi mutakhir untuk mengetahui struktur asli bangunan. 

Sejarahnya, Tangsi Belanda berfungsi sebagai zona perlindungan dan pertahanan bagi tentara Belanda pada zaman kolonial. Dalam kompleks terdapat 6 unit bangunan yang membentuk formasi melingkar, sehingga terdapat halaman di bagian dalam dengan beragam fungsi. Seperti sebagai penjara, asrama, kantor, gudang senjata dan gudang logistik. 

Bangunan Tangsi Belanda ini diperkirakan dibangun pada abad ke -19 pada masa berlangsungnya Kesultanan Siak. Terutama setelah ditandatanganinya Traktat Siak pada masa Sultan Siak ke-9, Sultan Asy-Syaidis Syarif Ismail Abdul Jalil Jalaluddin yang memerintah pada 1827-1864. 

Bangunan I berada di sebelah Timur. Bangunan itu terdiri dari 2 lantai, panjang 18 meter dan lebar 9,6 meter. Lantai bawah terdiri dari bangunan sayap utara yang berfungsi sebagai ruang jaga, kantor dan ruang tahanan. 

Pada bangunan sayap Selatan terdapat empat ruangan yang dahulu pernah dipergunakan sebagai kamar mayat dan rumah sakit. Sementara 2 unit bangunan yang berada di belakang (bangunan II dan III), merupakan bangunan dua lantai yang sama bentuknya dan berukuran 155 x 11 meter. Lantai bawah pernah difungsikan sebagai kantor dan lantai atas diperuntukkan sebagai asrama dan tempat tinggal para tentara kolonial. 

Di sebelah ujung selatan halaman dalam terdapat sisa-sisa bangunan (bangunan IV). Di sebelah Utara bangunan utama terdapat bangunan bekas gudang senjata (bangunan V) berukuran 6,7 x 6 meter. Pada ujung Barat halaman, juga terdapat sisa bangunan WC dan kamar mandi berukuran 6 meter persegi yang terdiri dari tiga ruangan.

Hal yang sangat unik dan khas dari Tangsi Belanda adalah struktur pondasi yang berbentuk setengah lingkaran dengan tiga sendi. Teknologi arsitektural pada pondasi tangsi ternyata sangat mendekati bangunan kolonial di negara asalnya di Eropa. 

"Asumsi kita struktur pondasi seperti ini diaplikasikan pada kondisi air tanah yang tinggi dan pada struktur tanah gambut," Irving Kahar menjelaskan. 

Bentuk pondasi tersebut sempat diasumsikan masyarakat sebagai terowongan rahasia. Hal tersebut menjadi salah satu keistimewaan situs cagar budaya yang satu ini. Secara bentuk menunjukkan bangunan itu sangat fungsional dan identik dengan bangunan yang ada di Eropa.

Keunikan lainnya terdapat pada tata letak bangunan yang menghadap ke sungai dan menerapkan konsep water front city. Besar kemungkinan kolonial Belanda pada waktu itu mengintai kapal yang masuk dari muara Sungai Siak. 

Pada 2018, Kementerian PUPR melaksanakan revitalisasi pada bangunan itu senilai Rp 5,2 miliar. Revitalisasi itu dilakukan pada Gedung A dan Gedung F, yang berada paling depan dan belakang kompleks tangsi. Gedung F yang paling belakang tersebut berfungsi sebagai tempat makan para tentara Belanda. 

Sebenarnya bangunan itu ada dua, namun yang sudah dibangun Kementerian PUPR satu unit Gedung yang berada paling belakang. Karena berdasarkan hasil identifikasi tim ahli, strukturnya dinyatakan lebih lengkap, sementara bangunan kedua hanya tersisa tapak pondasinya saja. 

Akhirnya, Dinas PU Tarukim Siak mengemasnya sebagai objek tapak situs. Tujuannya untuk menceritakan bahwa dahulu pernah ada bangunan yang identik dengan bangunan di sebelahnya. Bangunan itu dimodifikasi dengan pencahayaan agar terlihat estetik. 

Kompleks Tangsi Belanda ini juga sangat cocok dijadikan lokasi studi seni arsitektur bangunan kolonial abad 19, khususnya bagi mahasiswa teknik sipil. 

“Saya berharap aset kompleks Tangsi Belanda ini bisa tetap lestari melalui peran suatu badan pengelola situs cagar budaya yang ada di kota pusaka. Supaya kita tak hanya mendapatkan nilai tambah magnet pariwisata, namun situsnya tetap terjaga dan bisa diwariskan untuk generasi masa depan," kata Irving.***(Rls)


[Ikuti Bedelau.com


Bedelau.com

BERITA LAINNYA +INDEKS

Daerah

Ketua KNPI Riau Dukung Pemindahan Kantor Walikota Pekanbaru ke Tempat Semula

Sabtu, 06 September 2025 - 21:08:08 WIB

BEDELAU.COM --Ketua Dewan Pengurus Daerah (DPD) ting.

Daerah

Dosen FIB Unilak Terpilih Ketua DKR 2025-2030

Sabtu, 06 September 2025 - 20:53:48 WIB

BEDELAU.COM --Musyawarah Daerah (Musda) Dewan Keseni.

Daerah

Dua Warga Hilang di Hutan, Diselamatkan Berkat Layanan Darurat Bengkalis Siaga 112

Jumat, 05 September 2025 - 19:26:15 WIB

BEDELAU.COM --Layanan panggilan darurat Bengkalis Si.

Daerah

Progres Perbaikan Jembatan Sungai Rokan di Rohul Sudah Capai 86 Persen

Jumat, 05 September 2025 - 19:14:10 WIB

BEDELAU.COM ---Jembatan Sungai Roka.

Daerah

Aleksandro, Remaja Pekanbaru yang Jebol Sistem NASA Dapat Penghargaan Walikota

Jumat, 05 September 2025 - 19:05:44 WIB

BEDELAU.COM --Walikota Pekanbaru Agung Nugroho membe.

Daerah

Flyover Garuda Sakti hingga Candi Muara Takus, Riau Kantongi Rp25 Triliun

Kamis, 04 September 2025 - 19:21:22 WIB

BEDELAU.COM --Provinsi Riau mendapat kucuran dana Rp.

TULIS KOMENTAR +INDEKS


Terkini

  • +INDEX
Ketua KNPI Riau Dukung Pemindahan Kantor Walikota Pekanbaru ke Tempat Semula
06 September 2025
Dosen FIB Unilak Terpilih Ketua DKR 2025-2030
06 September 2025
Pesta Pacu Jalur Usai, 55 Takut Penambangan Emas Ilegal Muncul Lagi di Sungai Kuantan
06 September 2025
4 Pabrik Kelapa akan Dibangun di Riau, Diklaim Serap 22 Ribu Tenaga Kerja
06 September 2025
Sepulang dari Masjid, Orang Tua di Kuansing Temukan Anaknya Meninggal Gantung Diri
06 September 2025
Pelaku Pencabulan Wanita Berkebutuhan Khusus di Pelalawan Ditangkap Polisi
06 September 2025
Diduga Cabuli Anak di Bawah Umur, Remaja Ini Ditangkap Polsek Kampar Kiri
06 September 2025
Dua Warga Hilang di Hutan, Diselamatkan Berkat Layanan Darurat Bengkalis Siaga 112
05 September 2025
Prabowo Minta Menteri Tanggapi Aspirasi Mahasiswa
05 September 2025
Apa Kabar Pembentukan Tim Investigasi Dugaan Makar
05 September 2025

Terpopuler

  • +INDEX
  • 1 Raih Gelar NL.P Kades Bagan Melibur Melaju ke PJA 2025 di Jakarta
  • 2 Demo Besar di DPR, Mantan Kepala BIN Sebut Dalangnya dari Luar Negeri
  • 3 Inilah 15 Finalis Festival Pacu Jalur 2025, Siapakah yang akan Bawa Pulang Kerbau Gibran?
  • 4 Korupsi Pemerasan Sertifikasi K3, KPK Buka Peluang Periksa Menaker dan Stafsus Era Jokowi
  • 5 Seorang Berstatus Pelajar, Polisi Amankan Dua Pelaku Begal di Pelalawan
  • 6 Anjing Yang Gigit Warga Pekanbaru Positif Rabies, Petugas Lakukan Vaksinasi Darurat
  • 7 Dinkes Tangani 9 Korban Gigitan Anjing Liar di Tenayan Raya

Ikuti Kami

Tentang Kami
Redaksi
Pedoman Pemberitaan
Info Iklan
Kontak
Disclaimer

Bedelau.com ©2021 | All Right Reserved