Pilihan
Bupati Bengkalis yang Tak Anti Kritik
Ciri Khas Warna Kuning, Masjid Kuning Miliki Sejarah Panglima Minal
Mayat Perempuan Ditemukan Mengapung di Sungai Selat Morong-Rupat
Kasus 28 Pekerja Migran Indonesia, Polisi Tetapkan 3 Tersangka
Tangsi Belanda Siak, Gedung Tua Disulap Jadi Destinasi Wisata
BEDELAU.COM --2018 lalu, bangunan tua peninggalan kolonial Belanda hanya sebentuk bangunan yang menyeramkan. Bangunan yang terletak di tepian sungai Siak, tepatnya di Kampung Benteng Hulu Kecamatan Mempura termasuk bangunan yang dibiarkan selama bertahun-tahun.
Padahal, bangunan itu bukti sejarah kolonial Belanda yang bisa dijadikan objek studi sejarah, studi teknik arsitektur dan destinasi wisata.
Menyadari hal tersebutlah, pemerintah Kabupaten (pemkab) Siak melalui Dinas PU Tarukim Siak melakukan pemugaran terhadap bangunan itu pada 2018 dan 2019 lalu.
Kepala Dinas PU Tarukim Siak Irving Kahar Arifin menyebutnya dengan istilah Tangsi Belanda Reborn. Istilah itu tepat sekali untuk menggambarkan bangunan itu selama ini terbiarkan sehingga suasananya mati, dan saat ini seakan -akan hidup kembali.
"Jadi generasi muda kita dapat merasakan kembali betapa masyhur bangunan itu. Pada zaman dahulu saja Belanda sudah membangun bangunan semegah yang terlihat sekarang," kata Irving.
Akhir-akhir ini banyak wisatawan berdatangan ke sana. Apalagi menjelang magrib, sunset yang memancarkan sinarnya di permukaan sungai Siak membentuk pemandangan yang sangat eksotik pada senja hari. Fenomena magrib itu memberikan kesan tersendiri bagi para pemburu senja. Pancaran cahaya matahari senja seakan-akan mengantarkan pengunjung mengikuti jejak kolonial yang ada di bibir sungai Siak ini.
Setiap senja tiba, sunset jatuh tepat di sebelah waterfront city Tepian Bandar Sungai Jantan (TBSJ) dan Jembatan Tengku Agung Sultanah Latifah (TASL) Siak. Onggokan bangunan Belanda ini seakan menjadi altar saat menikmati fenomena senja di Siak.
Sebelum Dinas PU Tarukim melakukan pemugaran, Kementerian PUPR bersama Tim Arkeolog dan Tim Ahli Cagar Budaya (TACB) telah membuat kajian akademiknya terlebih dahulu. Pelaksanaan kajiannya dengan menggunakan metode teknologi mutakhir untuk mengetahui struktur asli bangunan.
Sejarahnya, Tangsi Belanda berfungsi sebagai zona perlindungan dan pertahanan bagi tentara Belanda pada zaman kolonial. Dalam kompleks terdapat 6 unit bangunan yang membentuk formasi melingkar, sehingga terdapat halaman di bagian dalam dengan beragam fungsi. Seperti sebagai penjara, asrama, kantor, gudang senjata dan gudang logistik.
Bangunan Tangsi Belanda ini diperkirakan dibangun pada abad ke -19 pada masa berlangsungnya Kesultanan Siak. Terutama setelah ditandatanganinya Traktat Siak pada masa Sultan Siak ke-9, Sultan Asy-Syaidis Syarif Ismail Abdul Jalil Jalaluddin yang memerintah pada 1827-1864.
Bangunan I berada di sebelah Timur. Bangunan itu terdiri dari 2 lantai, panjang 18 meter dan lebar 9,6 meter. Lantai bawah terdiri dari bangunan sayap utara yang berfungsi sebagai ruang jaga, kantor dan ruang tahanan.
Pada bangunan sayap Selatan terdapat empat ruangan yang dahulu pernah dipergunakan sebagai kamar mayat dan rumah sakit. Sementara 2 unit bangunan yang berada di belakang (bangunan II dan III), merupakan bangunan dua lantai yang sama bentuknya dan berukuran 155 x 11 meter. Lantai bawah pernah difungsikan sebagai kantor dan lantai atas diperuntukkan sebagai asrama dan tempat tinggal para tentara kolonial.
Di sebelah ujung selatan halaman dalam terdapat sisa-sisa bangunan (bangunan IV). Di sebelah Utara bangunan utama terdapat bangunan bekas gudang senjata (bangunan V) berukuran 6,7 x 6 meter. Pada ujung Barat halaman, juga terdapat sisa bangunan WC dan kamar mandi berukuran 6 meter persegi yang terdiri dari tiga ruangan.
Hal yang sangat unik dan khas dari Tangsi Belanda adalah struktur pondasi yang berbentuk setengah lingkaran dengan tiga sendi. Teknologi arsitektural pada pondasi tangsi ternyata sangat mendekati bangunan kolonial di negara asalnya di Eropa.
"Asumsi kita struktur pondasi seperti ini diaplikasikan pada kondisi air tanah yang tinggi dan pada struktur tanah gambut," Irving Kahar menjelaskan.
Bentuk pondasi tersebut sempat diasumsikan masyarakat sebagai terowongan rahasia. Hal tersebut menjadi salah satu keistimewaan situs cagar budaya yang satu ini. Secara bentuk menunjukkan bangunan itu sangat fungsional dan identik dengan bangunan yang ada di Eropa.
Keunikan lainnya terdapat pada tata letak bangunan yang menghadap ke sungai dan menerapkan konsep water front city. Besar kemungkinan kolonial Belanda pada waktu itu mengintai kapal yang masuk dari muara Sungai Siak.
Pada 2018, Kementerian PUPR melaksanakan revitalisasi pada bangunan itu senilai Rp 5,2 miliar. Revitalisasi itu dilakukan pada Gedung A dan Gedung F, yang berada paling depan dan belakang kompleks tangsi. Gedung F yang paling belakang tersebut berfungsi sebagai tempat makan para tentara Belanda.
Sebenarnya bangunan itu ada dua, namun yang sudah dibangun Kementerian PUPR satu unit Gedung yang berada paling belakang. Karena berdasarkan hasil identifikasi tim ahli, strukturnya dinyatakan lebih lengkap, sementara bangunan kedua hanya tersisa tapak pondasinya saja.
Akhirnya, Dinas PU Tarukim Siak mengemasnya sebagai objek tapak situs. Tujuannya untuk menceritakan bahwa dahulu pernah ada bangunan yang identik dengan bangunan di sebelahnya. Bangunan itu dimodifikasi dengan pencahayaan agar terlihat estetik.
Kompleks Tangsi Belanda ini juga sangat cocok dijadikan lokasi studi seni arsitektur bangunan kolonial abad 19, khususnya bagi mahasiswa teknik sipil.
“Saya berharap aset kompleks Tangsi Belanda ini bisa tetap lestari melalui peran suatu badan pengelola situs cagar budaya yang ada di kota pusaka. Supaya kita tak hanya mendapatkan nilai tambah magnet pariwisata, namun situsnya tetap terjaga dan bisa diwariskan untuk generasi masa depan," kata Irving.***(Rls)
10 Formasi CPNS di Kuansing Tak Ada Pelamar, Tujuh Diantaranya Dokter Spesialis
BEDELAU.COM --Kendati ribuan orang yang mendaftar ca.
Mulai Tahun 2024 Ini, RSJ Tampan Ditargetkan Mulai Layani Pasien Penyakit Umum
BEDELAU.COM --Pemerintah Provinsi Riau menargetkan R.
Pekanbaru Waspadai Cacar Monyet, Pemko Tingkatkan Pengawasan di Pintu Masuk
BEDELAU.COM -- Penyebaran Monkey Po.
Jembatan Bailey di Jalan Longsor Riau-Sumbar Selesai Dipasang
BEDELAU.COM --Balai Pelaksana Jalan Nasional (BPJN) .
Simulasi Makan Siang Gratis di Pekanbaru Dilakukan Besok, Digelar di SDN 68 dan SMPN 32
BEDELAU.COM --Simulasi program Pemberian Makan Siang.
Si Lacak Segera Hadir, Inovasi Baru Dinas PU Tarukim Siak Pantau Jalan Rusak
BEDELAU.COM --- Sistem Informasi Lapor Cepat Jalan R.