• Tentang Kami
  • Redaksi
  • Info Iklan
  • Pedoman Media Siber
  • Disclaimer
  • Kontak Kami
  • Home
  • Opini
  • Advertorial
  • Nasional
  • Daerah
    • Pekanbaru
    • Kampar
    • Pelalawan
    • Siak
    • Bengkalis
    • Dumai
    • Rohul
    • Rohil
    • Inhu
    • Inhil
    • Kuansing
    • Meranti
  • Dunia
  • Politik
  • Ekonomi
  • Peristiwa
  • Pemerintahan
  • More
    • Hukrim
    • Pendidikan
    • Olahraga
    • Video
    • Pilihan Editor
    • Terpopuler
    • Galeri
    • Indeks
  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Info Iklan
  • Pedoman Media Siber
  • Disclaimer
  • Kontak Kami
Masukkan Kata Kunci atau ESC Untuk Keluar

Pilihan

  • +INDEX
Silaturrahmi Akbar, IKA FIA Unilak Gelar Parade Musik dan Lagu
Dibaca : 1e3 Kali
Ketua PWI Riau Buka Resmi Agenda OKK Calon Anggota Baru Tahun 2025
Dibaca : 1e3 Kali
Bupati Bengkalis yang Tak Anti Kritik
Dibaca : 1e3 Kali
Ciri Khas Warna Kuning, Masjid Kuning Miliki Sejarah Panglima Minal
Dibaca : 1e3 Kali
Hasil Putusan PTUN, Posisi Ketua DPRD Bengkalis Dikembalikan kepada Khairul Umam
Dibaca : 1e3 Kali

  • Home
  • Nasional

Prabowo Minta Tentara-Polisi Jaga Kebun Sawit, YLBHI: Berbahaya Terhadap Konflik Agraria!

Redaksi

Sabtu, 04 Januari 2025 23:05:52 WIB
Cetak
Prabowo Minta Tentara-Polisi Jaga Kebun Sawit, YLBHI: Berbahaya Terhadap Konflik Agraria!
Direktur YLBHI Muhammad Isnur mengkritisi pernyataan Presiden Prabowo meminta prajurit TNI dan personel Kepolisian untuk menjaga perkebunan sawit. Foto : Istimewa/SMNews.com

BEDELAU.COM -- Direktur Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia (YLBHI) Muhammad Isnur mengkritisi pernyataan Presiden Prabowo Subianto yang meminta prajurit TNI dan personel kepolisian untuk menjaga perkebunan sawit. Menurut Isnur, selain bertentangan dengan tugas aparat keamanan, melibatkan prajurit TNI dan polisi bisa memicu tindakan represif dan bara konflik dengan masyarakat di sekitar perkebunan sawit.

“Jadi Prabowo sangat salah menempatkan tentara dan polisi sebagai penjaga kebun sawit. Itu sangat melecehkan tentara,” ujar Isnur kepada media, Jumat, 3 Januari 2025.

Isnur mengatakan, konstitusi mengamanatkan tentara untuk menjaga keamanan dan kedaulatan negara. Menurut dia, pelibatan aparat keamanan dalam sektor non-pertahanan juga berbahaya karena selama ini konflik agraria kerap terjadi di sekitar konsesi sawit.

Ia menjelaskan sudah saatnya tentara dan polisi tidak dilibatkan dalam urusan yang kerap bersinggungan dengan masyarakat, terutama di sekitar perkebunan sawit yang rawan berkonflik. “Kepolisian tugasnya adalah melindungi, mengayomi masyarakat, dan menegakkan hukum,” ujar Isnur.

Sebelumnya, presiden dalam pidatonya menyatakan Indonesia perlu memperluas perkebunan sawit. Presiden juga menyebutkan perluasan perkebunan sawit itu tidak berhubungan dengan deforestasi atau perusakan kawasan hutan.

“Enggak usah takut apa itu katanya membahayakan, deforestation, namanya kelapa sawit ya pohon, ya kan?" tutur Prabowo, Senin, 30 Desember 2024.

Dalam rangkaian pernyataan itu, Prabowo pun meminta pemerintah daerah dan aparat TNI-Polri untuk menjaga kebun-kebun sawit. “Jadi jagalah para bupati, gubernur, tentara, polisi, jagalah kebun kelapa sawit kita. Itu aset negara," kata Prabowo.

Alih-alih menjaga kebun sawit, ujar Isnur, harusnya Prabowo memerintahkan polisi memburu para pelaku kejahatan lingkungan. Sebab, kata dia, selama ini peran aparat keamanan dalam mengusut kejahatan lingkungan masih sangat minim. “Harusnya di sinilah aparat keamanan ditugaskan, bukan malah menjaga kebun sawit,” kata dia.

Selain itu, menurut Isnur, selama ini masyarakat yang berkonflik di wilayah perkebunan sawit kerap mendapat tindakan kekerasan aparat dan dikriminalisasi. Prabowo, kata dia, harus menahan diri mewujudkan rencananya memperluas perkebunan sawit. 

Dia mengatakan, saat ini masih banyak masyarakat berkonflik dengan sejumlah korporasi besar dan belum terselesaikan. “Konflik sawit ini sangat berbahaya. Perluasan kebun sawit berpotensi merusak kawasan hutan dan menggusur masyarakat yang ada di dalamnya,” ujar Isnur.

Konsorsium Pembaruan Agraria (KPA) mencatat, perkebunan sawit merupakan sektor yang paling banyak menyumbang angka konflik agraria di Indonesia. Pada tahun 2023 terjadi 108 letusan konflik agraria di sektor perkebunan dan 88 kasus di antaranya disebabkan oleh perkebunan dan industri sawit. 

Angka ini mengalami kenaikan dari tahun 2022 dengan jumlah konflik sebanyak 99 letusan. "Jika ditarik selama pemerintahan Presiden Joko Widodo sebelumnya (2015-2023), konflik agraria akibat perkebunan sawit mencapai 1.131 letusan," kata Sekretaris Jenderal KPA Dewi Kartika, melalui pesan tertulis, Kamis, 2 Januari 2025.

Dewi mengatakan pelibatan aparat keamanan di sektor perkebunan sawit kerap menggunakan pendekatan represif. Sepanjang 2023, KPA mencatat kasus represif serta kekerasan dari operasi perkebunan telah mengakibatkan 252 (248 laki-laki dan empat perempuan) mengalami kriminalisasi, 52 orang (43 laki-laki dan sembilan perempuan) mengalami penganiayaan, dua orang tertembak dan tiga orang tewas.

 

 

Sumber: SM News.com

 


[Ikuti Bedelau.com


Bedelau.com

BERITA LAINNYA +INDEKS

Nasional

Warga Korban Banjir Siapkan Gugatan Terhadap Prabowo-Menhut

Jumat, 12 Desember 2025 - 22:32:39 WIB

BEDELAU,COM --Warga Sumatera Barat melalui Tim Advok.

Nasional

Sepuluh Jenazah Korban Galodo Agam Tak Teridentifikasi Dimakamkan Massal

Kamis, 11 Desember 2025 - 19:32:35 WIB

BEDELAU.COM --Sebanyak 10 jenazah korban banjir band.

Nasional

Ini Profil 4 Perusahaan yang Disegel KLH Terkait Banjir di Tapanuli

Rabu, 10 Desember 2025 - 19:29:44 WIB

BEDELAU.COM --Kementerian Lingkungan Hidup (LH) mela.

Nasional

Update Korban Banjir dan Longsor Sumatera: 967 Meninggal dan 262 Masih Hilang

Rabu, 10 Desember 2025 - 19:33:12 WIB

BEDELAU.COM --umlah korban jiwa akibat bencana banji.

Nasional

Tuntut Status Bencana Nasional, Anggota DPD Beberkan Kondisi Darurat dan Dugaan Ilegal Logging

Ahad, 07 Desember 2025 - 21:48:07 WIB

BEDELAU.COM --Anggota DPD RI dari Sumatra Utara, Pdt.

Nasional

Setelah Sumatra Dilanda Banjir Bandang, Ancaman Siklon Baru Dekati Jawa

Ahad, 07 Desember 2025 - 21:40:44 WIB

BEDELAU.COM --Bencana banjir dan longsor masif yang melanda Sumatera harus menja.

TULIS KOMENTAR +INDEKS


Terkini

  • +INDEX
Warga Korban Banjir Siapkan Gugatan Terhadap Prabowo-Menhut
12 Desember 2025
Diduga Cekcok dengan Suami, Ibu Muda di Kuansing Nekat Minum Racun Rumput
12 Desember 2025
Ketua KNPI Riau Sentil Walikota Dumai, Larshen Yunus: "Tata Kelola Pemerintahan yang Amburadul"
12 Desember 2025
11 Mayat Tanpa Identitas Ditemukan Mengambang di Perairan Rokan Hilir
12 Desember 2025
Kejari Geledah Kantor DPRD Pekanbaru, Dalami Dugaan Korupsi Anggaran Sekretariat
12 Desember 2025
Jelang Program Pemutihan Denda Pajak Berakhir, Pelayanan Samsat di Riau Diperpanjang
12 Desember 2025
Lahirkan 1000 Doktor Bagi Warga Riau, Unilak MOU Dengan PMRI
12 Desember 2025
Tiga Pelaku Illegal Logging Ditangkap Polres Bengkalis di Tanjung Leban
12 Desember 2025
Kurang dari 12 Jam, Polres Kampar Ringkus Pelaku Pembunuhan Berencana
12 Desember 2025
Pelantikan PW MOI Periode 2025–2028 Berlangsung Khidmat
12 Desember 2025

Terpopuler

  • +INDEX
  • 1 Dialokasikan Rp10 Miliar, 1.709 Pelamar Perebutkan Beasiswa Pemko Pekanbaru
  • 2 Kejati Riau Tahan Oknum Pengacara dalam Kasus Korupsi PI 10 persen Blok Rokan
  • 3 Kasus Korupsi Dana PI 10 Persen, Kajati: Mantan Bupati Rohil Ada Kaitan tapi Tunggu
  • 4 Update Korban Banjir dan Longsor Sumatera: 967 Meninggal dan 262 Masih Hilang
  • 5 Anak Yatim dan Dhuafa di Siak Dapat Santunan Tiap Bulan
  • 6 Ini Profil 4 Perusahaan yang Disegel KLH Terkait Banjir di Tapanuli
  • 7 Aksi Sosial, YPPM dan Anak-anak Mengaji Serahkan Donasi Kepada IKMR Kepulauan Meranti

Ikuti Kami

Tentang Kami
Redaksi
Pedoman Pemberitaan
Info Iklan
Kontak
Disclaimer

Bedelau.com ©2021 | All Right Reserved