Pilihan
Silaturrahmi Akbar, IKA FIA Unilak Gelar Parade Musik dan Lagu
Dibaca : 1e3 Kali
Ketua PWI Riau Buka Resmi Agenda OKK Calon Anggota Baru Tahun 2025
Dibaca : 1e3 Kali
Bupati Bengkalis yang Tak Anti Kritik
Dibaca : 1e3 Kali
Ciri Khas Warna Kuning, Masjid Kuning Miliki Sejarah Panglima Minal
Dibaca : 1e3 Kali
Kasus Covid Makin 'Seiprit', RI Sudah Bisa Hidup Normal Lagi?
BEDELAU.COM --Pandemi virus corona (Coronavirus Disease-2019/Covid-19) berangsur-angsur mereda di Indonesia. Apakah kehidupan rakyat Indonesia sudah bisa kembali normal seperti dulu lagi?
Kemarin, Kementerian Kesehatan melaporkan pasien positif corona bertambah 444 orang dari hari sebelumnya. Dalam sepekan terakhir, rata-rata pasien positif bertambah 544 orang setiap harinya. Turun dibandingkan rerata tujuh hari sebelumnya yaitu 620 orang per hari.
Di sisi lain, jumlah pasien sembuh kini hampir setiap hari melebihi kasus baru. Dalam seminggu terakhir, rata-rata pasien sembuh bertambah 737 orang setiap harinya.
Ini membuat kasus aktif corona semakin berkurang. Pada 7 November 2021, jumlah kasus aktif turun 154 orang menjadi 10.825 orang. Ini adalah yang terendah sejak 12 Mei 2020.
Kasus aktif adalah pasien yang masih dalam perawatan, masih positif mengidap virus yang awalnya mewabah di Kota Wuhan, Provinsi Hubei, Republik Rakyat China tersebut. Oleh karena itu, kasus aktif menggambarkan situasi pandemi yang sesungguhnya.
Kasus positif corona juga kian langka, semakin sulit ditemui. Kemarin, ada 148.161 orang yang menjalani tes yang terdiri dari 30.902 orang dengan Polymerase Chain Reaction (PCR), 190 orang dengan Tes Cepat Molekuler, dan 117.069 orang dengan antigen.
Dari jumlah itu, ditemukan 44 orang positif mengidap virus corona. Jadi, rasio temuan kasus positif terhadap jumlah tes (positivity rate) ada di 0,29%.
Sebagai informasi, WHO menetapkan ambang batas 5% untuk menyebut pandemi terkendali. Kali terakhir Indonesia melaporkan positivity rate di atas 5% adalah pada 9 September 2021. Artinya, sudah hampir dua bulan pandemi virus corona bisa dibilang terkendali.
"Seluruh provinsi di Indonesia berada dalam level penularan rendah (CT 1) pada periode 25-31 Oktober 2021. Ini berarti risiko infeksi virus corona di masyarakat secara umum rendah dalam dua pekan terakhir," sebut laporan WHO.
corona di Indonesia sudah jauh mereda. Masa-masa terburuk sudah berlalu.
Akan tetapi, apakah hidup sudah boleh normal lagi seperti dulu? Ke mana-mana tidak perlu pakai masker, menjaga jarak, dan mematuhi 'belenggu' yang diberi nama protokol kesehatan?
Sayangnya, jangan dulu. Walau melandai, virus corona masih berkeliaran. Pandemi belum usai, risiko peningkatan kasus tetap ada bahkan lumayan tinggi.
Ingat, virus corona lebih mudah menular saat terjadi peningkatan aktivitas dan mobilitas manusia. Ketika interaksi dan kontak antar-manusia meningkat, risiko penularan kian tinggi. Inilah yang sekarang terjadi.
Mengutip Apple Mobility Index, kali terakhir indeks mobilitas masyarakat Indonesia dengan mengemudi berada di bawah 100 adalah pada 1 September 2021, sudah lebih dari dua bulan lalu. Indeks di atas 100 berarti mobilitas sudah kembali seperti masa pra-pandemi.
Per 5 November 2021, indeks mobilitas dengan mengemudi ada di 151,99. Selama seminggu hingga 5 November 2021, rerata indeks ini ada di 130,97 per hari. Naik dibandingkan rata-rata tujuh hari sebelumnya yaitu 128,5.
Sementara berdasarkan Covid-19 Community Mobility Report keluaran Google, tingkat kunjungan masyarakat Indonesia ke lokasi perbelajaan ritel dan rekreasi pada 4 November 2021 adalah 12% di atas normal. Rata-rata kunjungan dalam seminggu hingga 4 November 2021 adalah 8,71% di atas normal setiap harinya. Naik dibandingkan sepekan sebelumnya yakni 5,57% di atas normal saban harinya.
Sejauh ini peningkatan aktivitas dan mobilitas tersebut belum menyebabkan lonjakan kasus positif corona. Ini patut disyukuri, mungkin karena semakin banyak warga yang sudah menerima vaksin anti-virus corona.
Namun jangan lengah, jangan sampai kebobolan. Meski mungkin risiko tertular virus corona semakin kecil, tetapi bukan berarti 0%. Risiko sekecil apapun jangan disepelekan, karena bisa bergulir bak bola salju.
Sumber: [cnbcindonesia.com]
BERITA LAINNYA +INDEKS
Aceh Resmi Minta UNDP dan UNICEF Turun Tangan Pascabencana
BEDELAU.COM --Pemerintah Provinsi (Pemprov) Aceh sec.
Warga Korban Banjir Siapkan Gugatan Terhadap Prabowo-Menhut
BEDELAU,COM --Warga Sumatera Barat melalui Tim Advok.
Sepuluh Jenazah Korban Galodo Agam Tak Teridentifikasi Dimakamkan Massal
BEDELAU.COM --Sebanyak 10 jenazah korban banjir band.
Ini Profil 4 Perusahaan yang Disegel KLH Terkait Banjir di Tapanuli
BEDELAU.COM --Kementerian Lingkungan Hidup (LH) mela.
Update Korban Banjir dan Longsor Sumatera: 967 Meninggal dan 262 Masih Hilang
BEDELAU.COM --umlah korban jiwa akibat bencana banji.
Tuntut Status Bencana Nasional, Anggota DPD Beberkan Kondisi Darurat dan Dugaan Ilegal Logging
BEDELAU.COM --Anggota DPD RI dari Sumatra Utara, Pdt.
TULIS KOMENTAR +INDEKS








