• Tentang Kami
  • Redaksi
  • Info Iklan
  • Pedoman Media Siber
  • Disclaimer
  • Kontak Kami
  • Home
  • Opini
  • Advertorial
  • Nasional
  • Daerah
    • Pekanbaru
    • Kampar
    • Pelalawan
    • Siak
    • Bengkalis
    • Dumai
    • Rohul
    • Rohil
    • Inhu
    • Inhil
    • Kuansing
    • Meranti
  • Dunia
  • Politik
  • Ekonomi
  • Peristiwa
  • Pemerintahan
  • More
    • Hukrim
    • Pendidikan
    • Olahraga
    • Video
    • Pilihan Editor
    • Terpopuler
    • Galeri
    • Indeks
  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Info Iklan
  • Pedoman Media Siber
  • Disclaimer
  • Kontak Kami
Masukkan Kata Kunci atau ESC Untuk Keluar

Pilihan

  • +INDEX
Silaturrahmi Akbar, IKA FIA Unilak Gelar Parade Musik dan Lagu
Dibaca : 692 Kali
Ketua PWI Riau Buka Resmi Agenda OKK Calon Anggota Baru Tahun 2025
Dibaca : 817 Kali
Bupati Bengkalis yang Tak Anti Kritik
Dibaca : 1e3 Kali
Ciri Khas Warna Kuning, Masjid Kuning Miliki Sejarah Panglima Minal
Dibaca : 1e3 Kali
Hasil Putusan PTUN, Posisi Ketua DPRD Bengkalis Dikembalikan kepada Khairul Umam
Dibaca : 1e3 Kali

  • Home
  • Opini

Formalitas Beragama di Kalangan Generasi Muda

Redaksi

Jumat, 21 Juni 2024 19:44:51 WIB
Cetak
Formalitas Beragama di Kalangan Generasi Muda
Sabarnuddin (Mahasiswa Sejarah Universitas Negeri Padang)

Fenomena pemuda dengan perilaku yang sangat frontal dan sulit untuk diarahkan salah satu alasannya ialah kurangnya pengetahuan agama. Agama sebagai jalan hidup hidup pemberi rambu-rambu yang jelas menjadi sebuah keharusan bagi setiap orang mempelajari serta menjalankan apa yang diyakininya. Korelasi kemuduran moral dan intelektual pemuda saat ini terjadi implikasi pembelajaran agama yang seolah tidak diajarkan dengan terstruktur bahkan terkesan diabaikan. Jika dirunut jumlah sekolah atau bahkan guru agama di seluruh pelosok negeri sangat banyak, tentu menjadi sebuah ironi. Apa sebenarnya yang membuat pemuda dengan tingkat pengetahuan dan aktualisasi agama yang mundur. Dalam prakteknya, pengajaran agama sedikit berbeda dari pengajaran yang lain yakni dibutuhkan ketekunan dan kefahaman untuk menjelaskan maksud dan tujuan sebuah ajaran agama tersebut.

Akselerasi zaman yang menjadi cambuk dalam dunia pendidikan, memacu adrenalin para guru untuk beradaptasi dengan gaya generasi muda saat ini. pengajaran yang hanya fokus pada penyampaian namun tidak diresapi hingga ke akarnya akan menjadi benih kesesatan dalam pengamalannya. Dengan ilmu seadanya namun difahami hingga ke akar permasalahan akan lebih baik dari pengajaran dengan keseluruhan materi namun hanya sebatas untuk diketahi tanpa diresapi akar tujuan ajaran itu diajarkan. Problem yang sejak dahulu telah ada, namun karakter pemuda hari ini karena kuatnya arus dari teknologi yang ia hadapi akan sangat sulit ia mencerna ajaran agama dengan berbagai kefahaman yang butuh keyakinan dan kesungguhan. Pemahaman akan tuhan jika hanya diajarkan sebatas untuk diketahui maka lambat laun siswa yang punya banyak pertanyaan dalam benaknya menemukan jawaban sendiri dengan hanya melihat realita disekitarnya ,dengan kesimpulan tuhan tidak ada tuhan tidak adil dan lain sebagainya. Implikasi yang kompleks akan terjadi jika dasar yang ditanamkan justru benih yang tidak jelas. Pemahaman yang tidak utuh lebih membahayakan untuk dikemudian hari bahkan menjadi fatal.

Persebaran jumlah jiwa menurut Dukcapil dibawah Kemendagri jumlah penduduk Indonesia pada tahun 2021 terdapat sebanyak 271,23 juta jiwa. Dari jumlah tersebut terbagi menjadi 7 bagian menurut agama yang dianut yaitu: Islam 236,53 juta jiwa(86, 88%), Kristen 20 , 4 juta jiwa ( 7,79%), Katholik 8, 42 juta jiwa( 3, 09%), Hindu 4,67 juta jiwa (1, 71%), Buddhis 2, 04 juta jiwa( 0,75%), Konghucu 73,02 ribu jiwa (0,03%) , kepercayaan lain 102, 51 ribu jiwa (0,04%) dengan asumsi jumlah 102,51 ribu jiwa ini terdapat yang atheis. Disisi lain Presiden Jokowi dalam acara pembukaan ASEAN intercultural and interreligious Dialogue Conference 2024 mengungkapkan survei IPSOS Global Religion tahun 2023 terhadap 19.731 orang dari 26 negara di dunia menunjukkan 29% menyatakan  bahwa mereka agnostik dan atheis da menurut data pew Research Center 96% responden Indonesia meyakini bahwa moral yang baik ditentukan kepercayaan kepada tuhan. Dari data yang telah dipaparkan dapat analisa semakin hari kepercayaan akan tuhan atau beragama semakin luntur bahkan terancam ditinggalkan hal ini seharusnya menjadi kekhawatiran bersama betapa kondisi moral yang semakin parah akibat kurangnya pengajaran agama pada generasi muda.

Tuntutan Zaman Modern

Dengan hadirnya berbagai kemudahan dan percepatan disemua lingkup aktifitas manusia, seolah tanpa batas waktu dan tempat. Semua orang akan sibuk pada masalahnya dan akan fokus pada pekerjaanya. Dalam problem yang akan terjadi dengan lika-liku yang terjadi tidak jarang konsep dasar ketuhanan dan keyakinan bergama seolah luntur dalam benak manusia. Ia menganggap semua terjadi dengan sendirinya dan akan selesai pula dengan usahanya. Sejak awal konsep bertuhan sudah salah ia yakini, maka lahir benih peniadaan peran tuhan dalam mengatur kehidupan. Berbagai persoalan yang terjadi seolah tidak relevan ajaran agama dengan dunia modern saat ini, puncaknya kesalahfahaman inilah yang akan memicu pertikaian dengan landasan yang salah bahkan menyesatkan. Sejumlah orang mengasumsikan ajaran agama hanya ilusi atau untuk orang yang ingin mendalami agama saja faktanya berbagai problem dan realita yang terjadi saat ini bisa terjadi dan bahkan di ketehaui dalam ajaaran agama.

Pemutarbalikan opini bahkan pemikiran terjadi dimana-mana, oleh karenanya di Eropa dengan jumlah atheis tertinggi keyakinan mereka zaman modern agama tidak lagi dibutuhkan mereka butuh uang untuk hidup tanpa memperdulikan waktu dan kesehatannya. Seolah terjadi begitu cepat namun apa daya zaman mengubah pola pikir yang hampir tidak masuk akal, pada akhirnya agama akan hanya tinggal catatan dalam buku dan kitab suci dengan para penganut yang terpacu untuk bermain didunia bisnis dan menganggap itu yang paling penting.

Menyederhanakan Masalah Moral

Keyakinan bertuhan perkara paling fundamental dalam kehidupan seseorang. Aajaran agama melatih pemeluknya untuk memiliki karakter dan sikap yang jelas antara yang benar dan yang salah, antara baik dan yang buruk. Penyederhanaan perihal moral atau perilaku bukan hal yang wajar, utamanya bagi orang tua dan guru di sekolah terlebih lagi para pemimpin yang mampu membuat kebijakan dalam mengatasi kebejatan moral generasi muda yang seolah semakin hari semakin melonjak. Jika ditelusuri apa yang membuat begitu rumit menarik mata rantai kemunduran moral pemuda, dalam keluarga yang pertama kali seharusnya ia mendapatkan kasih sayang telah hilang lalu di sekolah dengan berbagai guru yang seharusnya menasehati dan memberikan pemahaman tidak pula ia dapati. Hingga bersama lingkungan dan teman-temannya ia merasa nyaman, maka apapun yang lingkungan dan teman itu lakukan ia akan terbawa arus. Secara garis besar peran guru dan orang tua sangat dibutuhkan dalam membentuk dan mengarahkan karakter anak, dalam perjalanannya jika sang anak lebih nyaman dengan lingkungan ia bermain sebagai orang tua harus mengawasi serta mengarahkan agar anak tidak lantas bersama orang-orang yang akan menyesatkannya.

Jika kondisi hari ini disederhanakan dengan dalih sudah zamannya anak sekarang seperti ini, maka sampai kapanpun tidak ada revolusi mental dan akan mermabat keseluruh elemen bangsa. Dari generasi ini ini lahiralh pemimpin culas, wakil rakyat yang rakus dan pejabat aparatur negara yang tamak. Semua hal ingin ia miliki tidak lagi memikirkan ini salah atau benar karena sejak kecil perkara yang salah dianggap wajar oelah orang tua dan gurunya.

Pengajaran Agama Konservatif

Pembahasan pengajaran agama akan sangat panjang sebab terkait dengan turunan ilmu dan cabang ilmu lainnya. Namun esensinya ialah, dunia yang semakin canggih harus pula diimbangi dengan cara beajar atau pengjaran yang inovatif serta relevan. Pengajaran yang terkesan kurang diminati bukan salah dari siswa atau para pendengar namun seolah tidak sesuai realita zaman kini. Pembicaraan tentang tuhan harus dipadukan dengan awal mula adanya alam semesta hinga awal dunia hadir dengan teknologi bahkan hingga masa yang akan datang. Agama seolah visioner jika digambarkan dengan kronologi yang padat jelas dan mudah dicerna.

Siswa yang belajar dengan pengajran yang inovatif akan terlihat berbeda pemahamannya dengan yang beljar dengan gaya dan materi yang seolah tidak terlihat didepan mata saat ini. penjekasan yang kompleks akan sangat mudah dimengerti jika dipadukan dengan berbagai fenomena saat ini. sangat mudah mencari permisalan dalam menjelaskan keberadaan tuhan dan turunannya. Namun jika sejak awal landasan berfikir yang tidak utuh akan melhairkan para siswa yang kebingungan memahami konteks keduniaan dan ketuhanan.


[Ikuti Bedelau.com


Bedelau.com

BERITA LAINNYA +INDEKS

Opini

KKN: Bukan Sekadar Program Rutinitas, tapi Panggilan Pengabdian

Ahad, 20 Juli 2025 - 20:18:09 WIB

BEDELAU.COM --Ketika para mahasiswa turun langsung k.

Opini

"Kedai Kopi: Secangkir kopi dan Hisab yang Terlupa"

Sabtu, 12 Juli 2025 - 22:01:00 WIB

Ada sesuatu yang tenang dalam suara sendok yang beradu dengan cangkir.

Opini

"SKO Riau ; Lahirkan Juara, Nyalakan Semangat Bangsa"

Selasa, 08 Juli 2025 - 13:36:33 WIB

Di tanah Melayu Riau, berdiri sebuah sekolah yang tidak biasa. Ia buk.

Opini

Catatan Jum'at "Handphone: Mendekatkan yang Jauh, Menjauhkan yang Dekat"

Jumat, 27 Juni 2025 - 16:34:27 WIB

Tak bisa dipungkiri, handphone telah mengubah cara hidup manusia. Ia .

Opini

"Hari Bhayangkara ke-79: "Komitmen Polres Indragiri Hilir dalam Mewujudkan Polri yang Presisi dan Humanis"

Rabu, 25 Juni 2025 - 09:09:38 WIB

Tepat pada tanggal 1 Juli 2025, Kepolisian Negara Republik Indonesia .

Opini

"Luruskan dan Rapatkan Shaf ; Membangun Kesatuan Umat dari Barisan Shalat"

Kamis, 19 Juni 2025 - 22:13:36 WIB

Dalam sebuah hadits yang populer, Rasulullah SAW bersabda:"Luruskanlah shaf-shaf kalian, kare.

TULIS KOMENTAR +INDEKS


Terkini

  • +INDEX
Dua Warga Hilang di Hutan, Diselamatkan Berkat Layanan Darurat Bengkalis Siaga 112
05 September 2025
Prabowo Minta Menteri Tanggapi Aspirasi Mahasiswa
05 September 2025
Apa Kabar Pembentukan Tim Investigasi Dugaan Makar
05 September 2025
Progres Perbaikan Jembatan Sungai Rokan di Rohul Sudah Capai 86 Persen
05 September 2025
Bupati Inhil Terima Kunjungan Universitas Lancang Kuning Bahas Pengembangan SDM
05 September 2025
Aleksandro, Remaja Pekanbaru yang Jebol Sistem NASA Dapat Penghargaan Walikota
05 September 2025
Dorong Hilirisasi Kelapa, Sekdaprov: 4 Pabrik Nata De Coco Akan Dibangun di Riau
05 September 2025
Polres Kuansing Temukan 55 Rakit PETI saat Patroli Gabungan di Sungai Kuantan
05 September 2025
Peredaran Narkoba di Tempat Hiburan D’Poin Terbongkar, Manajer hingga Pemasok Ditangkap
04 September 2025
Sungai Kuantan Kembali Keruh Bak Teh Susu
04 September 2025

Terpopuler

  • +INDEX
  • 1 Raih Gelar NL.P Kades Bagan Melibur Melaju ke PJA 2025 di Jakarta
  • 2 Demo Besar di DPR, Mantan Kepala BIN Sebut Dalangnya dari Luar Negeri
  • 3 Inilah 15 Finalis Festival Pacu Jalur 2025, Siapakah yang akan Bawa Pulang Kerbau Gibran?
  • 4 Korupsi Pemerasan Sertifikasi K3, KPK Buka Peluang Periksa Menaker dan Stafsus Era Jokowi
  • 5 Seorang Berstatus Pelajar, Polisi Amankan Dua Pelaku Begal di Pelalawan
  • 6 Anjing Yang Gigit Warga Pekanbaru Positif Rabies, Petugas Lakukan Vaksinasi Darurat
  • 7 Dinkes Tangani 9 Korban Gigitan Anjing Liar di Tenayan Raya

Ikuti Kami

Tentang Kami
Redaksi
Pedoman Pemberitaan
Info Iklan
Kontak
Disclaimer

Bedelau.com ©2021 | All Right Reserved