• Tentang Kami
  • Redaksi
  • Info Iklan
  • Pedoman Media Siber
  • Disclaimer
  • Kontak Kami
  • Home
  • Opini
  • Advertorial
  • Nasional
  • Daerah
    • Pekanbaru
    • Kampar
    • Pelalawan
    • Siak
    • Bengkalis
    • Dumai
    • Rohul
    • Rohil
    • Inhu
    • Inhil
    • Kuansing
    • Meranti
  • Dunia
  • Politik
  • Ekonomi
  • Peristiwa
  • Pemerintahan
  • More
    • Hukrim
    • Pendidikan
    • Olahraga
    • Video
    • Pilihan Editor
    • Terpopuler
    • Galeri
    • Indeks
  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Info Iklan
  • Pedoman Media Siber
  • Disclaimer
  • Kontak Kami
Masukkan Kata Kunci atau ESC Untuk Keluar

Pilihan

  • +INDEX
Silaturrahmi Akbar, IKA FIA Unilak Gelar Parade Musik dan Lagu
Dibaca : 857 Kali
Ketua PWI Riau Buka Resmi Agenda OKK Calon Anggota Baru Tahun 2025
Dibaca : 985 Kali
Bupati Bengkalis yang Tak Anti Kritik
Dibaca : 1e3 Kali
Ciri Khas Warna Kuning, Masjid Kuning Miliki Sejarah Panglima Minal
Dibaca : 1e3 Kali
Hasil Putusan PTUN, Posisi Ketua DPRD Bengkalis Dikembalikan kepada Khairul Umam
Dibaca : 1e3 Kali

  • Home
  • Nasional

Bukan Mimpi di Siang Bolong, RI Punya Harta Karun Migas Baru!

Redaksi

Sabtu, 12 Juni 2021 20:37:30 WIB
Cetak
Bukan Mimpi di Siang Bolong, RI Punya Harta Karun Migas Baru!
BEDELAU.COM --Diam-diam, Indonesia memiliki 'harta karun' sektor minyak dan gas (migas) yang bisa diproduksi hingga 800 tahun lamanya. Hal ini disampaikan langsung oleh Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif.
 
'Harta karun' tersebut bernama metan hidrat atau gas hidrat. Namun sayangnya sampai saat ini migas non konvensional ini masih belum tersentuh.
 
Oleh karena itu, Arifin berharap agar ini bisa dikembangkan dan menjadi sumber alternatif baru untuk mendukung ketahanan energi nasional di masa mendatang.
 
"Kita harap ini bisa jadi sumber energi alternatif baru, ini mendukung ketahanan energi 800 tahun ke depan," ungkapnya dalam webinar pekan ini.
 
Untuk mengenal seputar metan hidrat atau gas hidrat, berikut CNBC Indonesia rangkum fakta-faktanya:
 
Guru Besar Fakultas Teknik Pertambangan dan Perminyakan ITB Doddy Abdassah mengatakan metan hidrat adalah gas hidrat berbentuk kristal es di mana molekul air membentuk struktur seperti kurungan atauclathrate, sehingga memiliki rongga yang dapat terisi oleh molekul gas.
 
"Jadi ada kurungan molekul-molekul air, kemudian di tengahnya menjebak molekul hidrokarbon bisa metana, C2, C3 ada juga CO2," paparnya dalam webinar secara daring.
 
Gas hidrat ini menurutnya sering disebut dengan 'Fire Ice' karena bentuknya seperti es, namun bisa terbakar. "Gas Hidrat sering juga disebut sebagai 'Fire Ice'," ujarnya.
 
Berapa Besar Potensi Metan Hidrat?
 
Doddy mengatakan, sebagai perbandingan, deposit gas alam mencapai 13.000 triliun kaki kubik (TCF). Sementara depositgas hidrat di darat saja mencapai 5.000 - 12.000.000 TCF dan di bawah laut 30.000 - 49.000.000 TCF.
 
Lebih lanjut dia menjelaskan gas hidrat adalah sumber daya hidrokarbon non konvensional terbesar di bumi dan diperkirakan 50% deposit hidrokarbon tersimpan dalam bentuk gas hidrat.
 
Mengenai sumber gas, Dirjen Migas Kementerian ESDM Tutuka Ariadji mengatakan, potensi gas hidrat ada di pinggir-pinggir benua, baik di Eropa, Afrika, Amerika Utara dan Selatan.
 
Berdasarkan data Badan Litbang ESDM, dua area diketahui menjadi tempat akumulasi gas hidrat itu yaitu area permafrost di sekitar Kutub Utara dansea bedsdi laut dalam.
 
Namun demikian, Tutuka mengatakan, Indonesia juga punya potensi gas hidrat ini. Berdasarkan survei di awal tahun 2004, Indonesia berhasil menemukan sumber daya metan hidrat sebesar 850 TCF.
 
Berada di dua lokasi utama yaitu perairan Selatan Sumatera sampai ke arah Barat Laut Jawa (625 TCF) dan di Selat Makassar Sulawesi (233,2 TCF).
 
Berdasarkan data Balitbang ESDM, PT Pertamina (Persero) bahkan memperkirakan potensi gas hidrat di Indonesia mencapai 3.000 TCF. Namun, besaran nilai ini masih sering diperdebatkan karena belum ada penelitian komprehensif terkait gas hidrat di Indonesia.
 
Merujuk kepada peta topografi dasar laut Indonesia, banyak sea beds pada area laut dalam Indonesia diperkirakan memiliki akumulasi gas hidrat dengan nilai volumetrik yang sangat besar.
 
Analisis berdasarkan data seismik menunjukkan bahwa gas hidrat tersebar di daerah lepas pantai Simeuleu, Palung Mentawai, Selat Sunda, Busur Depan Jawa, Lombok Utara, Selat Makassar, Laut Sulawesi, Aru, Misool, Kumawa, Wigeo, Wokam dan Salawati. Daerah lain yang dianggap memiliki potensi gas hidrat adalah Laut Flores, Teluk Bone, Laut Sawu, Laut Timor, lepas pantai selatan Banggai, Laut Banda, Laut Seram, Laut Maluku, dan lepas pantai utara Papua.
 
Adakah Negara yang Produksi Gas Hidrat Ini?
 
Mengenai hal ini, Doddy menjelaskan jika gas hidrat ini sudah mature. Penelitian terkait gas hidrat ini sudah dilakukan sejak lama dan sudah siap diproduksikan. Proyek uji coba (pilot test) pernah dilakukan oleh Jepang.
 
"Ada ada pilot test produksi gas hidrat di Nankai Trough Jepang," ujarnya.
 
Selain Jepang, berdasarkan data Balitbang ESDM, uji coba juga pernah dilakukan di sejumlah negara seperti China, Korea, India, Kanada, Amerika Serikat, dan Rusia. Sejauh ini mekanisme yang digunakan dalam uji coba produksi tersebut adalah depressurization, stimulasi panas dan injeksi inhibitor.
 
Tutuka mengatakan, masih barunya gas hidrat ini, sehingga masih memiliki sejumlah tantangan untuk pengembangannya, antara lain:
 
1. Masih minimnya penelitian terkait gas hidrat ini. Oleh karena itu, penelitian terkait metan hidrat harus terus digalakkan di negara ini, apalagi Indonesia memiliki banyak perairan dan kaya akan metan hidrat.
 
2. Membiarkan metan hidrat tetap berada di dasar laut berpotensi lepasnya metan ke atmosfer dalam jumlah signifikan saat terjadi kenaikan suhu air atau atmosfir. Hal tersebut dapat berakibat pada efek pemanasan global yang ekstrem mengingat efek rumah kaca yang ditimbulkan metan adalah 25 kali lebih kuat daripada CO2.
 
3. Walaupun sumber daya metan hidrat sangat besar, terdapat tantangan besar dalam pengusahaan metan hidrat yaitu cara untuk memproduksikan metan hidrat. Belum ada teknologi yang bisa menghasilkan metan hidrat secara komersial.
 
4. Operasional berisiko tinggi, mahal dan tidak stabilnya gas pada tekanan dan suhu permukaan laut membuat tantangan eksplorasi serta produksi metan hidrat lepas pantai menjadi sangat besar.
 
5. Riset yang komprehensif dan terintegrasi diperlukan dalam pengembangan metan hidrat sebagai landasan regulasi baru atau melengkapi regulasi yang sudah ada.
 
 
Sumber: [cnbcindonesia.com]

 


[Ikuti Bedelau.com


Bedelau.com

BERITA LAINNYA +INDEKS

Nasional

TKD Dipangkas Bikin Keuangan Daerah Berdarah-darah, Menkeu Purbaya Singgung Penyelewengan APBD

Senin, 20 Oktober 2025 - 19:07:35 WIB

BEDELAU.COM --Menteri Keuangan (Menkeu) Purbaya Yudh.

Nasional

Mahfud MD Ingatkan Prabowo: Proyek IKN dan Whoosh Berpotensi Langgar Hukum

Kamis, 16 Oktober 2025 - 19:23:26 WIB

BEDELAU.COM --Mantan Menteri Koordinator Bidang Poli.

Nasional

Gaya Hemat Gubernur Jabar Dedi Mulyadi Seharusnya Ditiru Kepala Daerah Lain

Ahad, 12 Oktober 2025 - 19:27:55 WIB

BEDELAU.COM --– Saat sejumlah kep.

Nasional

Negara Panen Cuan! Denda Kelapa Sawit Dalam Kawasan Hutan Rp 25 Juta Per Hektare, Ini Rumus Menghitungnya

Senin, 06 Oktober 2025 - 19:04:02 WIB

BEDELAU.COM -- Pemerintah akan mend.

Nasional

Penyebab Komdigi Bekukan Sementara Izin TikTok di Indonesia

Ahad, 05 Oktober 2025 - 14:37:25 WIB

BEDELAU.COM --Kementerian Komunikasi dan Digital (Ko.

Nasional

Muncul Gugatan Agar MK Hapus Uang Pensiun Anggota DPR

Kamis, 02 Oktober 2025 - 19:25:22 WIB

BEDELAU.COM - .

TULIS KOMENTAR +INDEKS


Terkini

  • +INDEX
Fakultas Teknik Unilak Gelar Workshop Internasional, Narasumber dari Université de Lille, Prancis
27 Oktober 2025
Faperta Unilak Gelar Yudisium LXX, Dekan Doktor Amalia Beri Pesan Jaga Nama Baik Almamater
27 Oktober 2025
Fakultas Ilmu Administrasi Unilak Dorong Kolaborasi Perguruan Tinggi Wujudkan Desa Ramah Iklim
27 Oktober 2025
Konferda PDIP Riau Ditunda
27 Oktober 2025
Pelaku Pengeroyokan saat Rusuh Operasi PETI di Pulau Bayur Cerenti Ditangkap
27 Oktober 2025
Rektor Unilak Buka Pengenalan Mahasiswa Baru Sekolah Pascasarjana
27 Oktober 2025
Dibuang di Kebun Sawit, Bayi Merah di Kampar Tewas Digigit Anjing
27 Oktober 2025
Wanita Asal Pekanbaru Tewas Dibunuh Suami di Singapura
27 Oktober 2025
Pemilihan Ketua RT/RW di Pekanbaru Digelar Serentak Desember
27 Oktober 2025
Kasus Pencucian Uang, Bandar Narkoba Mak Gadih Segera Disidang
27 Oktober 2025

Terpopuler

  • +INDEX
  • 1 Hakikat Kehidupan : Sebuah Renungan Filosofis dalam “Filsafat Pendidikan Biologi”
  • 2 Menyelami Pendidikan Biologi dengan Lensa Filsafat
  • 3 Warga Keluhkan Listrik Sering Padam, Meminta Pemerintah Daerah dan PLN Bisa Menyelesaikan Permasalahan Pemadaman Listrik
  • 4 Deddy Handoko Tutup Usia, Wako Pekanbaru Sampaikan Duka Mendalam
  • 5 Kuansing, Daerah yang Berani Lawan Pusat
  • 6 Diduga Tak Kantongi AMDAL, DPRD Pekanbaru Bakal Tinjau Pembangunan Kampus Prima
  • 7 Jaksa Agung Ganti 5 Kajari di Riau, Ini Daftarnya

Ikuti Kami

Tentang Kami
Redaksi
Pedoman Pemberitaan
Info Iklan
Kontak
Disclaimer

Bedelau.com ©2021 | All Right Reserved