• Tentang Kami
  • Redaksi
  • Info Iklan
  • Pedoman Media Siber
  • Disclaimer
  • Kontak Kami
  • Home
  • Opini
  • Advertorial
  • Nasional
  • Daerah
    • Pekanbaru
    • Kampar
    • Pelalawan
    • Siak
    • Bengkalis
    • Dumai
    • Rohul
    • Rohil
    • Inhu
    • Inhil
    • Kuansing
    • Meranti
  • Dunia
  • Politik
  • Ekonomi
  • Peristiwa
  • Pemerintahan
  • More
    • Hukrim
    • Pendidikan
    • Olahraga
    • Video
    • Pilihan Editor
    • Terpopuler
    • Galeri
    • Indeks
  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Info Iklan
  • Pedoman Media Siber
  • Disclaimer
  • Kontak Kami
Masukkan Kata Kunci atau ESC Untuk Keluar

Pilihan

  • +INDEX
Silaturrahmi Akbar, IKA FIA Unilak Gelar Parade Musik dan Lagu
Dibaca : 706 Kali
Ketua PWI Riau Buka Resmi Agenda OKK Calon Anggota Baru Tahun 2025
Dibaca : 834 Kali
Bupati Bengkalis yang Tak Anti Kritik
Dibaca : 1e3 Kali
Ciri Khas Warna Kuning, Masjid Kuning Miliki Sejarah Panglima Minal
Dibaca : 1e3 Kali
Hasil Putusan PTUN, Posisi Ketua DPRD Bengkalis Dikembalikan kepada Khairul Umam
Dibaca : 1e3 Kali

  • Home
  • Nasional

Bukan Mimpi di Siang Bolong, RI Punya Harta Karun Migas Baru!

Redaksi

Sabtu, 12 Juni 2021 20:37:30 WIB
Cetak
Bukan Mimpi di Siang Bolong, RI Punya Harta Karun Migas Baru!
BEDELAU.COM --Diam-diam, Indonesia memiliki 'harta karun' sektor minyak dan gas (migas) yang bisa diproduksi hingga 800 tahun lamanya. Hal ini disampaikan langsung oleh Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif.
 
'Harta karun' tersebut bernama metan hidrat atau gas hidrat. Namun sayangnya sampai saat ini migas non konvensional ini masih belum tersentuh.
 
Oleh karena itu, Arifin berharap agar ini bisa dikembangkan dan menjadi sumber alternatif baru untuk mendukung ketahanan energi nasional di masa mendatang.
 
"Kita harap ini bisa jadi sumber energi alternatif baru, ini mendukung ketahanan energi 800 tahun ke depan," ungkapnya dalam webinar pekan ini.
 
Untuk mengenal seputar metan hidrat atau gas hidrat, berikut CNBC Indonesia rangkum fakta-faktanya:
 
Guru Besar Fakultas Teknik Pertambangan dan Perminyakan ITB Doddy Abdassah mengatakan metan hidrat adalah gas hidrat berbentuk kristal es di mana molekul air membentuk struktur seperti kurungan atauclathrate, sehingga memiliki rongga yang dapat terisi oleh molekul gas.
 
"Jadi ada kurungan molekul-molekul air, kemudian di tengahnya menjebak molekul hidrokarbon bisa metana, C2, C3 ada juga CO2," paparnya dalam webinar secara daring.
 
Gas hidrat ini menurutnya sering disebut dengan 'Fire Ice' karena bentuknya seperti es, namun bisa terbakar. "Gas Hidrat sering juga disebut sebagai 'Fire Ice'," ujarnya.
 
Berapa Besar Potensi Metan Hidrat?
 
Doddy mengatakan, sebagai perbandingan, deposit gas alam mencapai 13.000 triliun kaki kubik (TCF). Sementara depositgas hidrat di darat saja mencapai 5.000 - 12.000.000 TCF dan di bawah laut 30.000 - 49.000.000 TCF.
 
Lebih lanjut dia menjelaskan gas hidrat adalah sumber daya hidrokarbon non konvensional terbesar di bumi dan diperkirakan 50% deposit hidrokarbon tersimpan dalam bentuk gas hidrat.
 
Mengenai sumber gas, Dirjen Migas Kementerian ESDM Tutuka Ariadji mengatakan, potensi gas hidrat ada di pinggir-pinggir benua, baik di Eropa, Afrika, Amerika Utara dan Selatan.
 
Berdasarkan data Badan Litbang ESDM, dua area diketahui menjadi tempat akumulasi gas hidrat itu yaitu area permafrost di sekitar Kutub Utara dansea bedsdi laut dalam.
 
Namun demikian, Tutuka mengatakan, Indonesia juga punya potensi gas hidrat ini. Berdasarkan survei di awal tahun 2004, Indonesia berhasil menemukan sumber daya metan hidrat sebesar 850 TCF.
 
Berada di dua lokasi utama yaitu perairan Selatan Sumatera sampai ke arah Barat Laut Jawa (625 TCF) dan di Selat Makassar Sulawesi (233,2 TCF).
 
Berdasarkan data Balitbang ESDM, PT Pertamina (Persero) bahkan memperkirakan potensi gas hidrat di Indonesia mencapai 3.000 TCF. Namun, besaran nilai ini masih sering diperdebatkan karena belum ada penelitian komprehensif terkait gas hidrat di Indonesia.
 
Merujuk kepada peta topografi dasar laut Indonesia, banyak sea beds pada area laut dalam Indonesia diperkirakan memiliki akumulasi gas hidrat dengan nilai volumetrik yang sangat besar.
 
Analisis berdasarkan data seismik menunjukkan bahwa gas hidrat tersebar di daerah lepas pantai Simeuleu, Palung Mentawai, Selat Sunda, Busur Depan Jawa, Lombok Utara, Selat Makassar, Laut Sulawesi, Aru, Misool, Kumawa, Wigeo, Wokam dan Salawati. Daerah lain yang dianggap memiliki potensi gas hidrat adalah Laut Flores, Teluk Bone, Laut Sawu, Laut Timor, lepas pantai selatan Banggai, Laut Banda, Laut Seram, Laut Maluku, dan lepas pantai utara Papua.
 
Adakah Negara yang Produksi Gas Hidrat Ini?
 
Mengenai hal ini, Doddy menjelaskan jika gas hidrat ini sudah mature. Penelitian terkait gas hidrat ini sudah dilakukan sejak lama dan sudah siap diproduksikan. Proyek uji coba (pilot test) pernah dilakukan oleh Jepang.
 
"Ada ada pilot test produksi gas hidrat di Nankai Trough Jepang," ujarnya.
 
Selain Jepang, berdasarkan data Balitbang ESDM, uji coba juga pernah dilakukan di sejumlah negara seperti China, Korea, India, Kanada, Amerika Serikat, dan Rusia. Sejauh ini mekanisme yang digunakan dalam uji coba produksi tersebut adalah depressurization, stimulasi panas dan injeksi inhibitor.
 
Tutuka mengatakan, masih barunya gas hidrat ini, sehingga masih memiliki sejumlah tantangan untuk pengembangannya, antara lain:
 
1. Masih minimnya penelitian terkait gas hidrat ini. Oleh karena itu, penelitian terkait metan hidrat harus terus digalakkan di negara ini, apalagi Indonesia memiliki banyak perairan dan kaya akan metan hidrat.
 
2. Membiarkan metan hidrat tetap berada di dasar laut berpotensi lepasnya metan ke atmosfer dalam jumlah signifikan saat terjadi kenaikan suhu air atau atmosfir. Hal tersebut dapat berakibat pada efek pemanasan global yang ekstrem mengingat efek rumah kaca yang ditimbulkan metan adalah 25 kali lebih kuat daripada CO2.
 
3. Walaupun sumber daya metan hidrat sangat besar, terdapat tantangan besar dalam pengusahaan metan hidrat yaitu cara untuk memproduksikan metan hidrat. Belum ada teknologi yang bisa menghasilkan metan hidrat secara komersial.
 
4. Operasional berisiko tinggi, mahal dan tidak stabilnya gas pada tekanan dan suhu permukaan laut membuat tantangan eksplorasi serta produksi metan hidrat lepas pantai menjadi sangat besar.
 
5. Riset yang komprehensif dan terintegrasi diperlukan dalam pengembangan metan hidrat sebagai landasan regulasi baru atau melengkapi regulasi yang sudah ada.
 
 
Sumber: [cnbcindonesia.com]

 


[Ikuti Bedelau.com


Bedelau.com

BERITA LAINNYA +INDEKS

Nasional

Apa Kabar Pembentukan Tim Investigasi Dugaan Makar

Jumat, 05 September 2025 - 19:21:08 WIB

BEDELAU.COM --Wakil Ketua Komisi VI DPR .

Nasional

Presiden Prabowo Didesak 'Bersih-bersih' Menteri Warisan Jokowi di Jajaran Kabinetnya

Kamis, 04 September 2025 - 19:31:38 WIB

BEDELAU.COM --Pengamat politik Pangi Syarwi Chaniago.

Nasional

Menunggu Prabowo Copot Sri Mulyani dari Kabinet

Rabu, 03 September 2025 - 19:58:18 WIB

BEDELAU.COM --Peneliti Center of Economic and Law St.

Nasional

Audiensi di DPR, Mahasiswa UI Minta Usut Dugaan Makar karena Merugikan Aksi

Rabu, 03 September 2025 - 19:39:15 WIB

BEDELAU.COM --- Sejumlah perwa.

Nasional

Netizen Kritik Keras Presidan Naikkan Pangkat Polisi Korban Unjukrasa: Rakyat yang Terluka Dapat Apa, Pak?

Selasa, 02 September 2025 - 19:08:41 WIB

BEDELAU.COM --erintah Presiden Prabowo Subianto kepa.

Nasional

Rocky Gerung: Publik Muak 10 Tahun RI Penuh Masalah

Senin, 01 September 2025 - 17:32:54 WIB

BEDELAU.COM ---Situasi di Jakarta kembali memanas setelah meninggalnya pengemudi.

TULIS KOMENTAR +INDEKS


Terkini

  • +INDEX
Mahasiswa Pascasarjana Unilak Raih Medeli Emas Lomba Pernulisan Artikel Internasional
08 September 2025
Pemkab Kuansing Miliki Gagasan Satukan Water Front City dan Lapangan Limuno
08 September 2025
Unjuk Rasa di DPRD Riau, Ratusan Warga Terdampak Penertiban Satgas PKH Tolak Relokasi
08 September 2025
Usai Diperiksa Jaksa, Pj Sekda Pekanbaru Zulhelmi Arifin Keluar Lewat Pintu Belakang
08 September 2025
Hilang Dua Hari di Kebun Karet, Kakek di Meranti Ngaku Dibawa Wanita Cantik ke Dunia Gaib
08 September 2025
Harga Cabai Merah di Pekanbaru Meroket Hingga Rp80.000 per Kilogram
08 September 2025
Hebohkan Warga Bengkalis, Identitas Jasad Pria Tergantung di Pohon Karet Terungkap
08 September 2025
Eks-Penggarap Diduga Kembali Kuasai Lahan Sitaan Satgas PKH
07 September 2025
Warga Mandau Bengkalis Geger! Seekor Beruang Terekam CCTV Masuk Gang Padat Penduduk
07 September 2025
Anggaran Rp37 Miliar, Pemprov Riau Gerak Cepat Perbaiki Jalan Cerenti-Air Molek
07 September 2025

Terpopuler

  • +INDEX
  • 1 Acara Penutupan HUT RI ke-80 di RW 22 Sidomulyo Barat Bertabur Hadiah
  • 2 Raih Gelar NL.P Kades Bagan Melibur Melaju ke PJA 2025 di Jakarta
  • 3 Ucapan Kasar Sahroni hingga Joget Eko Patrio dan Uya Kuya Diduga Picu Gelombang Demo DPR
  • 4 UII Kritik Sikap Rektor UGM yang Dinilai Terlalu Membela soal Isu Ijazah Jokowi
  • 5 Demo Besar di DPR, Mantan Kepala BIN Sebut Dalangnya dari Luar Negeri
  • 6 Kecelakaan Maut di Jalan Lintas Timur Pelalawan, Pelajar Tewas Tergilas Truk Tangki
  • 7 Inilah 15 Finalis Festival Pacu Jalur 2025, Siapakah yang akan Bawa Pulang Kerbau Gibran?

Ikuti Kami

Tentang Kami
Redaksi
Pedoman Pemberitaan
Info Iklan
Kontak
Disclaimer

Bedelau.com ©2021 | All Right Reserved