• Tentang Kami
  • Redaksi
  • Info Iklan
  • Pedoman Media Siber
  • Disclaimer
  • Kontak Kami
  • Home
  • Opini
  • Advertorial
  • Nasional
  • Daerah
    • Pekanbaru
    • Kampar
    • Pelalawan
    • Siak
    • Bengkalis
    • Dumai
    • Rohul
    • Rohil
    • Inhu
    • Inhil
    • Kuansing
    • Meranti
  • Dunia
  • Politik
  • Ekonomi
  • Peristiwa
  • Pemerintahan
  • More
    • Hukrim
    • Pendidikan
    • Olahraga
    • Video
    • Pilihan Editor
    • Terpopuler
    • Galeri
    • Indeks
  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Info Iklan
  • Pedoman Media Siber
  • Disclaimer
  • Kontak Kami
Masukkan Kata Kunci atau ESC Untuk Keluar

Pilihan

  • +INDEX
Silaturrahmi Akbar, IKA FIA Unilak Gelar Parade Musik dan Lagu
Dibaca : 690 Kali
Ketua PWI Riau Buka Resmi Agenda OKK Calon Anggota Baru Tahun 2025
Dibaca : 817 Kali
Bupati Bengkalis yang Tak Anti Kritik
Dibaca : 1e3 Kali
Ciri Khas Warna Kuning, Masjid Kuning Miliki Sejarah Panglima Minal
Dibaca : 1e3 Kali
Hasil Putusan PTUN, Posisi Ketua DPRD Bengkalis Dikembalikan kepada Khairul Umam
Dibaca : 1e3 Kali

  • Home
  • Nasional

Rocky Gerung: Publik Muak 10 Tahun RI Penuh Masalah

Redaksi

Senin, 01 September 2025 17:32:54 WIB
Cetak
Rocky Gerung: Publik Muak 10 Tahun RI Penuh Masalah
Jokowi Disebut Dalang Kemarahan Rakyat, Rocky Gerung: Publik Muak 10 Tahun RI Penuh Masalah. (X/Foto)

BEDELAU.COM ---Situasi di Jakarta kembali memanas setelah meninggalnya pengemudi ojek online (ojol) Affan Kurniawan (21), akibat dilindas kendaraan taktis barakuda Brimob pada Kamis, 28 Agustus 2025.

Peristiwa tersebut memicu besarnya gelombang protes dari berbagai kalangan masyarakat. Mulai dari mahasiswa, organisasi, hingga komunitas ojol yang menyerbu Markas Brimob, Polda Metro Jaya, dan Mabes Polri.

Kapolri Listyo Sigit Prabowo telah menyampaikan permintaan maafnya. Sementara Presiden Prabowo Subianto langsung menyampaikan belasungkawa kepada keluarga korban, serta menegaskan bahwa proses hukum akan berjalan. Akan tetapi, kemarahan publik masih juga belum mereda.

Pengamat politik Rocky Gerung menilai bahwa peristiwa tersebut bukan sekadar kecelakaan, melainkan puncak dari akumulasi masalah selama 1 dekade terakhir.

"Ledakan hari ini adalah akumulasi dari keadaan 10 tahun terakhir di mana kebebasan berekspresi dibatasi, ekonomi memburuk, dan rakyat kehilangan harapan,” kata Rocky dalam diskusi bersama Hersubeno Arief, FNN di Channel YouTube @RockyGerungOfficial_2024 yang dikutip Riau24com, Senin (01/09).

Menurutnya, bentrokan yang terjadi saat aksi demonstrasi berlangsung memang sulit dihindari. Namun, negara waji menjamin rakyat agar bisa menyampaikan pendapat dengan aman, tentunya tanpa terjebak dalam kekerasan.

Selain itu, Rocky juga menyoroti bahwa kini komunitas ojol menjadi kekuatan sosial baru di Indonesia.

Banyak pekerja korban PHK yang beralih menjadi driver ojol, sehingga persaingan makin ketat. Bahkan pendapatan mereka turun drastis.

"Ojol itu jadi semacam tempat pertahanan hidup sementara. Mereka berasal dari kelas menengah yang terdesak ekonomi. Maka ketika ada korban, solidaritas komunitas ojol muncul begitu kuat,” jelasnya.

Rocky mengatakan bahwa akar persoalan sebenarnya ada pada kondisi ekonomi yang buruk akibat salah kelola masa lalu.

Beban utang negara, minimnya lapangan kerja, hingga korupsi yang merajalela mengakibatkan publik semakin frustasi.

"Polisi memang jadi sasaran kemarahan, tapi akar masalah sebenarnya adalah ekonomi dan kegagalan perencanaan pembangunan era sebelumnya,” ujarnya.

Pengamat politik Rocky Gerung menyebut, peristiwa ini tidak bisa dipandang sebagai insiden tunggal. “Ledakan hari ini adalah akumulasi keadaan selama 10 tahun, ketika pemerintahan sebelumnya menghalangi ekspresi dengan ancaman-ancaman tidak masuk akal, termasuk Undang-Undang ITE,” ujarnya.

Menurut Rocky, publik kini memanfaatkan ruang keterbukaan yang mulai terbentuk di era Prabowo untuk melampiaskan kekecewaan. Amnesti dan abolisi terhadap sejumlah kasus politik dianggap sebagai sinyal bahwa demonstrasi tidak lagi langsung dipidana. Namun, di balik kebebasan itu, mengendap rasa frustrasi yang jauh lebih dalam: krisis ekonomi.

Ojek daring menjadi simbol paling nyata dari situasi tersebut. Pekerjaan ini kini digeluti tidak hanya oleh anak muda, tetapi juga oleh pekerja kelas menengah yang kehilangan mata pencaharian akibat pemutusan hubungan kerja. Persaingan semakin ketat, penghasilan menurun, dan jalan raya berubah menjadi ruang bertahan hidup.

“Pendapatan ojol menurun karena persaingan makin tinggi. Banyak pekerja yang di-PHK akhirnya beralih menjadi pengemudi ojol. Akhirnya, lapangan kerja terasa makin sempit,” kata Rocky.

Kemarahan massa yang tertuju pada aparat dinilai lebih bersifat simbolik. Polisi dianggap mewakili pola lama penanganan demonstrasi yang masih berparadigma represi. Peristiwa tewasnya Afan semakin memperkuat persepsi bahwa negara belum sepenuhnya lepas dari pendekatan keras terhadap suara rakyat.

“Polisi sebenarnya hanya jadi sasaran antara. Sumber kemarahan publik ada pada kegagalan negara mengelola ekonomi dan memberi harapan,” kata Rocky menegaskan.

Ia juga menilai bahwa elite politik ikut memanfaatkan adanya situasi tersebut. Oleh sebab itu, agar kepercayaan masyarakat bisa pulih, saat ini publik menuntut Presiden Prabowo untuk benar-benar mengambil jarak dari kebijakan pemerintah Jokowi.

Sebagai solusi dari adanya peristiwa ini semua, Rocky menyarankan agar Presiden Prabowo melakukan radical break, yakni langkah tegas untuk menunjukkan perubahan nyata dari rezim sebelumnya.

“Harus ada pembersihan kabinet dari agen-agen koruptif. Publik ingin sinyal otentik bahwa Presiden Prabowo serius memberantas korupsi dan benar-benar membawa arah baru bagi Indonesia,” tegas Rocky.

Karena, jika langkah tersebut dilakukan, maka dapat mengembalikan kepercayaan publik, terjaganya stabilitas politik, dan iklim investasi akan menjadi lebih sehat.

Sejarah politik Indonesia menunjukkan, demonstrasi besar kerap lahir dari kombinasi dua hal: kesulitan ekonomi dan ketiadaan saluran komunikasi rasional antara negara dan warga. Dua faktor itu kini kembali hadir.

Jika tidak segera dikelola, peristiwa seperti yang terjadi pekan lalu berpotensi berulang. Presiden Prabowo dihadapkan pada ujian awal: apakah ia mampu menegaskan arah pemerintahan baru yang berbeda dari pendahulunya, atau justru terjebak dalam kelanjutan pola lama.

“Publik hanya ingin satu hal: kepastian bahwa masa depan bisa dibaca ulang. Jika ada langkah nyata, kepercayaan akan kembali. Jika tidak, kemarahan publik akan terus mencari jalannya di jalan raya,” tutup Rocky.

 

 

 

Sumber: Riau24.com


[Ikuti Bedelau.com


Bedelau.com

BERITA LAINNYA +INDEKS

Nasional

Apa Kabar Pembentukan Tim Investigasi Dugaan Makar

Jumat, 05 September 2025 - 19:21:08 WIB

BEDELAU.COM --Wakil Ketua Komisi VI DPR .

Nasional

Presiden Prabowo Didesak 'Bersih-bersih' Menteri Warisan Jokowi di Jajaran Kabinetnya

Kamis, 04 September 2025 - 19:31:38 WIB

BEDELAU.COM --Pengamat politik Pangi Syarwi Chaniago.

Nasional

Menunggu Prabowo Copot Sri Mulyani dari Kabinet

Rabu, 03 September 2025 - 19:58:18 WIB

BEDELAU.COM --Peneliti Center of Economic and Law St.

Nasional

Audiensi di DPR, Mahasiswa UI Minta Usut Dugaan Makar karena Merugikan Aksi

Rabu, 03 September 2025 - 19:39:15 WIB

BEDELAU.COM --- Sejumlah perwa.

Nasional

Netizen Kritik Keras Presidan Naikkan Pangkat Polisi Korban Unjukrasa: Rakyat yang Terluka Dapat Apa, Pak?

Selasa, 02 September 2025 - 19:08:41 WIB

BEDELAU.COM --erintah Presiden Prabowo Subianto kepa.

Nasional

Lengkap! Inilah Daftar 12 Tuntutan Rakyat, Gaji DPR Dipatok 5 Kali UMR

Senin, 01 September 2025 - 17:22:03 WIB

BEDELAU.COM --- Sebuah petisi .

TULIS KOMENTAR +INDEKS


Terkini

  • +INDEX
Dua Warga Hilang di Hutan, Diselamatkan Berkat Layanan Darurat Bengkalis Siaga 112
05 September 2025
Prabowo Minta Menteri Tanggapi Aspirasi Mahasiswa
05 September 2025
Apa Kabar Pembentukan Tim Investigasi Dugaan Makar
05 September 2025
Progres Perbaikan Jembatan Sungai Rokan di Rohul Sudah Capai 86 Persen
05 September 2025
Bupati Inhil Terima Kunjungan Universitas Lancang Kuning Bahas Pengembangan SDM
05 September 2025
Aleksandro, Remaja Pekanbaru yang Jebol Sistem NASA Dapat Penghargaan Walikota
05 September 2025
Dorong Hilirisasi Kelapa, Sekdaprov: 4 Pabrik Nata De Coco Akan Dibangun di Riau
05 September 2025
Polres Kuansing Temukan 55 Rakit PETI saat Patroli Gabungan di Sungai Kuantan
05 September 2025
Peredaran Narkoba di Tempat Hiburan D’Poin Terbongkar, Manajer hingga Pemasok Ditangkap
04 September 2025
Sungai Kuantan Kembali Keruh Bak Teh Susu
04 September 2025

Terpopuler

  • +INDEX
  • 1 Raih Gelar NL.P Kades Bagan Melibur Melaju ke PJA 2025 di Jakarta
  • 2 Demo Besar di DPR, Mantan Kepala BIN Sebut Dalangnya dari Luar Negeri
  • 3 Inilah 15 Finalis Festival Pacu Jalur 2025, Siapakah yang akan Bawa Pulang Kerbau Gibran?
  • 4 Korupsi Pemerasan Sertifikasi K3, KPK Buka Peluang Periksa Menaker dan Stafsus Era Jokowi
  • 5 Seorang Berstatus Pelajar, Polisi Amankan Dua Pelaku Begal di Pelalawan
  • 6 Anjing Yang Gigit Warga Pekanbaru Positif Rabies, Petugas Lakukan Vaksinasi Darurat
  • 7 Dinkes Tangani 9 Korban Gigitan Anjing Liar di Tenayan Raya

Ikuti Kami

Tentang Kami
Redaksi
Pedoman Pemberitaan
Info Iklan
Kontak
Disclaimer

Bedelau.com ©2021 | All Right Reserved